Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bijakkah Kita Donor Anggota Tubuh?

15 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 15 Mei 2024   06:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah tubuh kita mati, karena memang habis waktunya untuk berada di bumi ini, roh yang terdiri dari pikiran serta perasaan akan melanjutkan perjalannya. 

Antara tubuh kasar dan roh terhubungkan oleh tali perak atau 'silver cord'. Sang Roh tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan cepat bila masih terhubung oleh tali perak tersebut dengan tubuh kasar. Selama si benang perak tidak putus, selama itu pula si roh tidak bisa melanjutkan perjalannya. Inilah sebabnya orang yang memahami adanya keterikatan ini, dalam tradisi tertentu membakar jenasahnya sehingga dengan cepat memutuskan benag perak tersebut. Dengan terputusnya benang perak, si roh bisa meneruskan perjalannya.

Nah, sekarang bagaimana bila kita mendonorkan organ tubuh kita.

Bila organ tubuh kita didonorkan,  artinya masih tertinggal di dunia. Dengan kata lain, organ tubuh kita masih texikat denga roh kita. Hal ini bisa menghambat perjalanan roh karena ada bagian tubuh kita yang ada pada tubuh orang lain. 

Bila orang tersebut, orang yang kita berikan donor, memiliki perbuatan yang baik, tidak menjadi masalah bagi roh kita. Namun bila ternyata orang tersebut melakukan perbuatan yang buruk , damat dipastikan roh kita akan mengalami penderitaan di alam sono. Wah sungguh menderita perjalanan roh kita.

Dengan memperhatikan kisah dan kemungkinan yang bisa terjadi di atas, saya pribadi telah memutuskan untuk tidak akan memberikan organ tubuh untuk orang lain. Silakan bila ada yang tidak mempercayai uraian saya di atas. Bukan kah setiap orang memilki kebebasan? 

Keyakinan serta kepercayaan orang unik adanya. Tidak akan sama.......

http://amiyorizakaria.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun