Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kita Bisa Menjadi Negara Mandiri, Pertumbuhan Lebih Besar

14 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://gagasan.mercubuana-yogya.ac.id/

Kita bisa belajar dari kejatuhan Venezuela. Venezuela penghasil minyak terbesar beberapa tahun lalu, sekarang menjadi negara miskin. Karena saat harta minyak tinggi, mereka tidak mengembangkan industri lainnya. Mereka murni mengandalkan hasil penjualan minyak untuk beli makanan yang impor dari luar. Semestinya, negara seperti ini mengembangkan sumberdaya manusia atau potensi negara yang mereka miliki saat uang berlimpah dari penjualan minyak. Tidak kah kita belajar dari negara seperti ini?

Banyak potansi yang kita miliki sehingga dengan mengembangkan potensi kepulauan kita, sangat mungkin kita bisa tumbuh > dari 5-6% seperti sekarang ini.

Potensi lautan kita yang bisa dikatakan paling luas di dunia memiliki potensi yang sangat memungkinkan untuk menjadi eksportir ikan di dunia. Untuk membudidayakan ikan, bahkan tidak butuh memberi makan, yang adat kita butuhkan adalah mengatur atau managemen pengambilan ikan. Dengan tenggang waktu tertentu, ikan-ikan akan menjadi besar dengan sendirinya. Berikan ikan atau sumberdaya laut untuk berkembang. Lindungi atau cegah segala hal yang menggangs pertumbuhan ikan, misalnya melarang pengambilan ikan pada saat ikan masih produktif untuk bertelur, sehingga tidak mengganggu perkembangbiakan ikan.

Potensi pariwisata kita juga melimpah, saya percaya bila kita tetap menjaga keaslian wisata, jangan ditambahi dengan hal yang mengurangi keunikan dari wilayah wisata, tentu bisa menjadi unggulan wisata yang tidak terdapat di negara lain. Bali misalnya, mengapa mesti membuat mall atau lapangan golf sehingga mengorbankan keunikan wisata kita. Bukan kah para turis asing datang untuk melihat hal yang tidak ada di negara mereka? Bukan mall atau lapangan golf..... 

Saya hanya bisa berdoa dan berharap, ada pemimpin yang memiliki VISI yang bisa menata managemen potensi negara kita denga baik. Dengan kata lain, sesungguhnya kita negara yang salah menagemen dalam, bahkan sakin membingungkannnya bisa memberikan peluang bagi importer garam. Bukan negara kita memiliki juga potensi jadi eksportir garam?    

http://gagasan.mercubuana-yogya.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun