Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebangkitan Kesadaran Spiritual

22 April 2024   06:30 Diperbarui: 22 April 2024   06:31 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebangkitan Kesadaran Spiritual

Kebangkitan Kesadaran Spiritual bukanlah sebagaimana yang banyak ditayangkan di layar kaca; kebangkitan kemampuan untuk melihat makhluk halus atau menerawang masa depan atau masa lalu. Yang perlu dimengetri bahwa Kemampuan melihat masa lalu hanyalah kemampuan untuk melihat rekaman energi seseorang di masa lalu. Kebangkitan Kesadaran Spiritual berarti adanya suatu kesadaran bahwa segala hal yang di alam ini tidak hilang. Hanya berubah bentuk. Tidak ada yang abadi.

Dan uniknya rekaman semua bentuk energi tidak hilang. Untuk lebih diketahui bahwa segala sesuatu hanyalah buah dari pikiran kita, silakahn baca artikel ini. Setiap benda yang pernah ada di bumi ada rekam jejaknya. Sesungguhnya alam ini merupakan pusat informasi rekaman masa lalu. Inilah dikenal dengan istilah AKASIC RECORD. Dari buku Bhagavat Gita by Anand Krishna, www.booksindonesia.com:

"Segala sesuatu yang pernah ada akan terus ada. Dan tidak pernah ada juga tidak akan pernah ada (Kurang lebih)"

Kemampuan kesadaran spiritual terjadi ketika kita menyadari bahwa kita semuanya hidup dalam kesatuan energi yang sama.Semuanya saling terhubung atau Interdepency. Kesadaran yang menuntut kita bertanggung jawab atas segala perbuatan kita terhadap alam. Mungkin ada satu kata yang diungkapkan dengan kalimat berbeda: 'Berdoalah seakan kita dilihat oleh Nya'

Implementasi

Dalam keseharian yang dimaksudkan dengan berdoa atau bersembahyang bukanlah hanya minta ini dan itu. Segala bentuk permintaan sesungguhnya hanyalah bentuk merendahkan diri sendiri. Kita sama sekali bahwa kelahiran ini merupakan berkah terbesar. Dengan kita lahir, kesempatan untuk membangkitkan kesadaran spiritual bisa terwujud. Kita lupa bahwa dalam setiap diri eksis kemuliaanNya. Inilah program yang embeded. Dia sebagai pemilik alam ini juga berada dalam diri kita, sehingga yang bisa dilakukan hanyalah memelihara alam deserta isinya.

Berbagi kemuliaan diri merupakan bukti bahwa kita sedang dalam perjalanan menuju untuk menjadi Manusia. Dalam buku pustaka Hindu disebutkan bahwa tujuan utama kelahiran manusia adalah menjadi manusia. Mungkin timbul sanggahan: 'Bukankah kita sudah manusia? Mengapa harus menjadi manusia?'

Boleh saja kita mengaku sebagai manusia; Tetapi benarkah dalam diri kita sudah bangkit Kemanusiaan kita? Inilah tujuan utama manusia. Bangkitnya kemanusiaan dalam diri kita dikaitkan dengan adanya kesadaran bahwa daam segala perilaku mesti diwarnai : 'Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.'

Ketika kita mencari kenyamanan lidah sekedar untuk memenuhi kenikmatan indra pencecap, maka kita belum bisa menjadi menusia seutuhnya. Dengan kata lain, kita masih hewan berwujud manusia. Apalagi bila masih melakukan kekerasan terhadap sesama mahluk hidup demi kenyamanan atau kenikmatan indrawi. Lebih parah lagi kita mengatakan bahwa kita menyembah Sang Pencipta Hidup tetapi kita mengorbankan makhluk hidup lain dengan mangatasnamakan bahwa kita patuh perintah Nya. Inilah yang disebut .....

https://pijarpsikologi.org/blog/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun