Yang ke tiga merupakan kisah atau cerita imajinasi, namun semestinya membuat kita lebuh waspada:
'Suatu ketika, seseorang berkelana. Dalam salah satu perjalanan, ia sampai di Daerah yang sepi dan terpencil. Karena teriknya matahari, ia berteduh di bawah suatu pohon. Saat terbangun, ia merasa kehausan. Ia berpikir, "Wah enak sekali bila bisa minum es. Dan sesaat kemudian, es yang segar pun tersedia. Ia sangat kaget, kemudian ia ingat bahwa ada semacam pohon ajaib yang bisa memenuhi keinginannya.
Kemudian ia meminta segala hal, dan semuanya terpenuhi dengan cepat. Ia sangat senang dan ceria. Sampai suatu ketika, ia berpikir; 'Wah bagaimana kalau ia mati mendadak , dan sesaat kemudian karena pikiran yang tidak disadarinya membuat dirinya meninggal dunia'
Dari kisah-kisah di atas, baik yang nyata maupun hanya imajinasi, kita mesti sangat berhati-hati saat berpikir. Pikiran negatif yang terus menerus bisa merusak jaringan otak. Karena emosi yang hanya berlangsung sesaat tidak segera dihentikan akan membangun sinap yang sangat mungkin menjadi permanen. Sakit mental bisa terjadi, dan penyakit mental ini bisa merusak tubuh kita.
Seseorang yang sakit secara fisik, data dipastikan mentalnya juga sakit. Karena ia sering mengeluh tenten penyakitnya, lama kelamaan mentalnya juga menjadi sakit. Tidak ada seorang pun yang sakit fisik tidak terserang penyakit mental.
Sebaliknya, seorang yang senantiasa berpikir negatif terus menerus berdampak pada penyakit fisik.Â
Ingatlan hasil penelitian doktor Masaru Emoto tentang kristal air.
https://www.alivewater.ca/dr-masaru-emoto/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H