Ya, waspadalah terhadap pikiran. Bila tidak selalu mewaspadai, si pikiran bisa membunuh tubuh ini. Ada cerita yang menarik tentang pikiran. Ada dua kisah nyata, satu cerita imajinasi.
Yang pertama tentang kisah seorang ibu:
'Seorang teman yang berprofesi terapis. Ia didatangi seorang ibu yang sakit kanker otak. Si ibu bercerita bahwa kira-kira 20 an tahun yang lalu ia tidak sakit; sehat wal-afiat. Ia memiliki seorang anak, tepatnya anak tunggal. Suatu ketika si anak pun harus menikah. Di sini kemudian masalah timbul.
Sang ibu merasa ditinggalkan oleh anak yang sangat disayangi dan dikasihi. Selama ini, ia selalu bersama dalam segala hal, baik berbagi cerita mauoun bepergian. Nah, ketika si anak semata wayang menikah, sang ibu merasa sangat kecewa. Yang dilakukan kemudian adalah hanya di dalam kamar terus menerus, bila ada yang bertanya, ia menjawab : "Saya sakit, kuran enak badan".
Jawaban seperti dilakukan terus menerus bila ada yang berkunjung. Jawaban yang menurut si ibu tidak berbahaya, ya dianggap biasa, ternyata setelah bertahun-tahun berlangsung membuat dirinya sakit betulan. Kondisi terakhir menunjukkan bahwa teriindikasi kanker otak.
Begitu kuatnya pengaruh pikiran kita, akhirnya tubuh kita jadi sakit. Inilah sebabnya, mengapa kita harus menyayangi tubuh kita. Si ibu tidak memahami bahwa otak kita terdiri dari 96% cairan. Dan berdasarkan penelitian Masaru Emoto tentang air, kemampuan rekamnya sangat tinggi.'
Kisah tentang pikiran juga terjadi di salah satu negara Eropa. Banyak yang sudah pernah mendengar, kisah seseorang yang terkunci di dalam ruangan pengawet daging. Begini kisah singkatnya:
" Seorang lelaki terkunci di dalam ruang pengawet daging pada suatu malam. Ia tahu bahwa suhu ruangan pengawet daging memang harus rendah. Saat ia terkunci, ia mulai berpikir bahwa dalam suhu yangsangat  rendah, seseorang bisa mati beku.  Â
Begitu terkunci, ia mulai panik. Ia merasa dingin dan semakin dingin. Pada pagi harinya, ketika seseorang membuka ruangan tersebut, menemukan lelaki yang terjebak tersebut telah meninggal dunia dalam keadaan membeku. Ia menjadi heran, karena tidak ada daging yang perlu diawetkan, maka suhu ruangan tidak sedingin bila ada daging.
Ternyata karena asumsi si lelaki tersebut yang membuat dirinya yang terkunci membuatnya meninggal dunia.'