Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebodohan Sendiri Sampai Tertipu, Tetapi Menyalahkan Orang

10 April 2024   06:30 Diperbarui: 10 April 2024   06:33 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah yang terjadi pada diri kita. Karena keserakahan inginkan mendcapatkan hasil secara instan, kita menyalahkan atau menunjuk orang lain menipu kita...

Banyak berita tentang investasi yang katanya BODONG, alias menipu kita sehingga uang kita hilang. Penipuan melalui arisan atau pun melalui judi online.  Mengapa kita menuntut?

Ya jelas sekali bahwa semuanya akibat keserakahan kita sendiri. Mata hati kita tertutup sehingga tidak jernih melihat keserakahan kita. Untuk menutupi kebodohan dan keserkahan kita, kita menuding orang lain menipu. Kita tidak pernah belajar agar lebih pintar agar tidak terjebak korban penipuan. 

Bagi saya, sebenarnya si penipu lebih pintar........

Sudan sewajarnya yang seraka dengan cara mencari duit secara instan mendapatkan akibat sesuai dengan ketidakpintarannya.

Saya sangat yakin bahwa banyak orang tidak setuju dengan pendapat saya. Seakan saya mensyukuri kerugian mereka...

Saya bisa terima, tetapi ini berdasarkan pengelaman saya sendiri. Ketika saya kehilangan uang akibat berbisnis mengikuti iming-iming seorang melalui FUTURE TRADING, saya kehilangan uang cukup lumayan. Tetapi saya sadar bahwa ini juga akibat keserakahan dan ketololan sendiri, mengapa menyalahkan orang yang datang menawarkan bisnis yang saya tidak kenal dengan baik. Ya saya terima tanpa membuat urusan lebih panjang.....

Selain capek juga belum tentu uang kembali. Bukan kah lebih baik bila energi untuk menyalahkan orang lain digunakan untuk bekerja lebih keras dan lebih waspada agar lain kali tidak tertipu lagi . Dan Ketika ada tawaran yang tampaknya menggiurkan, saya sadar bahwa tidak ada uang diperoleh secara instan. Ini berdasarkan hukum alam : SEBAB-AKIBAT. Siapa yang menabur tentu akan menuai.

Dulu saat muda, saya suda nonton orang yang menawarkan nomor agar dapat lotere dengan mudah. Saya pikir, bila si penjual nomor lotere betul bisa menebak nomor undian yang akan datang, mengapa ia menjual kepada orang lain? Bukan kah lebih baik, dia sendiri beli agar dapat uang dari undian paling banyak? Mengapa berbaik hati untuk menjual nomor?

Demikian pula bila ada yang menjadi korban arisan dengan iming-iming mendapatkan uang lebih banyak. Jelas sekali bukan cara wajar. Bagaimana mungkin bisa menghasilkan uang dengan cepat dengan setor uang tertentu? Jelas tidak tidak selaras dengan hukum alam. Kerja keras dulu, maka imbalan pun datang....  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun