Perbedaan manusia dengan hewan yang utama adalah kemampuan untuk memberi atau kasih. Kemampuan ini sangat minim dimiliki oleh hewan. Karena dalam diri manusia porsi sifat ilahi amat sangat dominan. Bukan hanya bentuk yang membedakan. Perangkat untuk mengekspresikan perasaan bahagia ketika bisa berbagi terdapat pada neocortex.
Demikian pula dengan energi yang diperoleh dari makanan, sedikit yang digunakan oleh tubuh kita untuk melakukannya aktivitas keperluan diri sendiri. Yang ajaib adalah juga tentang jenis makanan yang dikonsumsi. Bila jenis atau kualitas makanan yang dikonsumsi memiliki sifat yang baik, maka energi untuk berbagi juga besar.
Yang dimaksudkan jenis makanan di sini berasal dari tumbuhan atau hewani. Kedua jenis makanan ini memiliki kualitas berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh tumbuh kembangnya.Â
Tumbuhan tumbuh kembang dengan perjuangan sendiri. Ia tidak bergantung hewan, kecuali untuk berkembang biak. Misalnya butuh bantuan hewan, tawon atau jenis hewan lain, misalnya untuk penyerbukan. Mungkin ada juga jenis tanaman yang memangsa serangga, kantung semar misalnya. Dan jenis tumbuhan seperti ini juga tidak sesuai bagi manusia.
Tetapi jenis tumbuhan yang banyak dikonsumsi manusia memiliki kekuatan mandiri. Ia bisa hidup tanpa bergantung ada hewan, namun ia bersedia untuk mengorbankan dirinya agar makhluk lain bisa hidup. Termasuk manusia. Inilah sifat tanaman, hidup tanpa bergantung alias mandiri serta kerelaannya untuk berkorban demi kehidupan makhluk lain; manusia dan hewan.
Hal yang berbeda dengan hewan. Mereka bisa hidup karena makan tumbuhan, sapi, kambing dan lain-lain. Sedangkan hewan buas bisa hidup dengan memangsa sesama hewan, sama sekali tidak bisa konsumsi tumbuhan, kecuali dalam kesadaran sakit mereka konsumsi tumbuhan yang memiliki khasiat untuk menyembuhkan.
Nah, bila manusia mengutamakan diet tumbuhan atau vegetarian, maka sifat tumbuhan juga melekat. Banyak sudah bukti bahwa daging bisa merusak kesehatan, karena memang emosi pada hewan melekat atau menyatu dengan manusia. Sifat reaktif hewan dengan mudah menyatu menjadi sifat manusia; reaktif. Memperhatikan sifat hewan yang dengan mudah mengumbar nafsu untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis, sepertinya juga berdampak pada manusia yang mengkonsumsinya.Â
Sifat kelembutan dan kemandirian untuk hidup pada hewan sangat mempengaruhi sifat manusia. Inilah yang disebut, 'You are What you eat'. Banyak sudah bukti menunjukkan bahwa kualitas kelembutan dan kesediaan untuk mengorbankan diri dimiliki oleh mereka yang dengan suka rela diet vegetarian. Oleh karena itu, sungguh tidak kodrati bila manusia hidup semata untuk kepentingan diri sendiri.Â
Jadi bila kita hanya hidup semata untuk kepentingan diri sendiri, kita telah melakukannya pelecehan terhadap Nilai kemanusiaan diri sebagai manusia. Yang lebih celaka lagi bila ada manusia tega menyakiti orang lain hanya karena dianggap melecehkan keyakinannya. Sungguh lebih berlipat melecehkan diri sendiri sebagai manusia ciptaan Tuhan.