Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Cari Tuhan di Surga...

1 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 1 Maret 2024   06:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://kuncikebaikan.com/

Tempat yang salah bila ingin bertemu Tuhan di surga. Jelas tidak ada Dia di sana. Bahkan surga juga tempat membosankan. Betapa tidak?

Kisah seseorang yang berada di surga :

'Dia bercerita bahwa di surga, setiap kali ia ingin sarapan pagi yang didapatkan hanyalah sandwich yang datar/plain alias tidak ada rasanya. Untuk apa rasa di surga? Bukankah orang yang baik tidak lagi butuh rasa? Selama makanan mengenyangkan, berasa sudah terpenuhi kebutuhan perutnya. Tidak ingin lagi yang lain. Demikian pula, setiap kali membuka kulkas/lemari pendingin untuk mencari makanan lainnya, yang ditemui hanyalah sandwich. Begitulah bila Tuhan sebagai tuan rumah bagi orang baik yang patuh kepada Dia. Tidak lagi butuh ingin merasakan lainnya.

Celakanya lagi, selama tinggal di surga tidak pernah ketemu Tuhan. Mengapa?

Jelaslah Tuhan tyda lagi dibutuhkan di surga, karena orang-orang baik saat di dunia tidak lagi butuh Tuhan untuk kebaikan. Lain halnya di neraka...

Karena banyak yang sesat dan buruk, maka kehadiran Tuhan dibutuhkan di sini untuk memberikan petunjuk agar menjadi orang baik. jangan tanya tentang jenis dan rasa makanan. Tidak kalah alias bisa bersaing dengan kota Bandung yang sangat terkenal dengan  akan jenis dan variasi kulinernya. Konon bagi mereka yang tinggal dan suka berburu kuliner, setiap kali ke pasar selalu ada jenis makanan baru. 

AC dan kenyamanan lain serta tempat hiburan sangatlah lengkap. Wanitanya? jangan ditanya lagi, pastilah geuilis dan menawan. Pendek kata atau singkatnya, mantap betulan lah. Tidak mengecewakan. Mau ketemu Tuhan? 

Mudah, karena memang di neraka tempat kerja-Nya. Surga bukan kantor Tuhan. Untuk apalagi ada pengawasan dan petunjuk? Semuanya sudah baik-baik dan patuh mkengikuti perintah serta aturan yang Tuhan berikan. 

Menurut Jalalludin Rumi : 'Adanya neraka merupakan berkah untuk pencucian atau pembersihan segala kesalahan.' Tergantung cara pandang kita bagaimana kita bersikap terhadap suatu kejadian.

Akhirnya sang penghuni surga merasakan kebosanan juga. Suatu akhir yang tragis, sudah bersusah payah hidup baik-baik dengan  patuh untuk mengikuti aturan Tuhan di dunia, akhirnya ber-migrasi ke neraka juga.........

Surga Hanyalah Angan Kosong

 Betapa tidak???
Pernahkah kita merenungkan bahwa semua yang digambarkan tentang surga adalah keinginan manusia yang tidak bisa diperolehnya di dunia. Coba kita renungkan, mereka yang direkrut untuk melakukan bom bunuh diri kebanyakan orang yang kekurangan. Mereka yang sudah bisa mendapatkan rasa dan kenyamanan tentang surga, alias banyak uang untuk mendapatkan segala hal yang digambarkan di surga tidak mau melakukannya bunuh diri. 

Segala yang digambarkan tentang surga adalah sekadar kenyamanan dan kenikmatan bagi indrawi kita. Tempat yang indah, bidadari yang cantik dengan segala iming-iming yang terkait dengan libido. Jelas sulit didapatkan oleh yang kurang uang. Bagi yang banyak uang, dengan mudah ga perlu tunggu mati untuk merasakan semuanya. Lantas untuk apalagi menunggu setelah kematian?

Segala gambaran surga tidak lagi bisa dirasakan tanpa adanya anggota tubuh kita. Bila hanya sekadar bermimpi, bukankah kita bisa bermimpi atau membayangkan selama ada otak dan tubuh kasar???

Yang lucu lagi, saya pernah mendengarkan seorang yang ,mengatakan dirinya sebagai temanten surga, sehingga mesti melindungi alat vitalnya dengan penutup dari baja agar tidak hilang atau rusak saat bom menghancurkan tubuhnya, aneh sekali... Pikiran yang tanpa otak sebagai perangkat keras dipastikan tidak bisa ber-ekspresi. Hanya ketika ada perangkat keras atau hardware, si software atau perangkat lunak bisa dioperasikan....

 

https://kuncikebaikan.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun