Bukan merupakan suatu rahasia bahwa pada detik terakhir kita akan meninggalkan badan ini, Dia Hyang Mahakuasa memberikan penglihatan atau flashback atau kilasan singkat. Sangat singkat segala perbuatan kita selama hidup di dunia benda ini. Dengan melihat segala perbuatan kita, kita bisa melakukannya evaluasi tentang perbuatan kita dengan tujuan utama lahir di bumi ini.
Ya, bagaikan kita melakukan ujian akhir di sekolah/perguruan tinggi. Ketika sang dosen berkata dan mengingatkan bahwa jawaban soal yang kita buat belum benar alias salah, dia bertanya : 'Mau ujian susulan atau ulangan agar lulus?'
Dapat dipastikan, kita menjawab : 'SIAP Pak'...
Bukan kah kita demikian bila ternyata segala perbuatan kita di dunia masih belum sesuai dengan janji sebelum lahir. Bisa direnungkan bahwa kita lahir adalah untuk bertanggung jawab atas segala perbuatan dari tubuh fisik kita. Mau tilak mau; suka tidak suka kita mesti menjalani proses alami tersebut. Memang siapa kita bisa terhindarkan dari hukum alam???
Ingatlan teman-teman, tiada satu pun yang bisa terbebaskan dari hukum alam : Tabur - Tuai...
Celakanya, saat lahir kita ditutup oleh alam atau katakan Tuhan dengan sangat rapat sehingga kita bisa saja lupa tujuan utama kelahiran, yaitu mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita.
Dengan kata lain, kita lahir lagi karena ada penyakit yang harus disembuhkan, bayar hutang perbuatan. Kenapa mesti ditutup dengan rapat? Inilah yang disebut tumor dari pikiran kita...
Ya bisa kacau dunia ini bila kita bisa ingat bahwa seorang teman pada hidup sekarang adalah seorang yang telah menyakiti tubuh kita di masa kelahiran atau kehidupan sebelumnya.....
Bila kita bisa ingat semuanya, ka caulah dunia ini. Inilah kebesaran Dia Sang Maha Pelupa, yaitu yang membuat kita lupa segala hubungan masa lalu di antara kita. Seakan baru ketemu pada kehidupan ini...
Segala sesuatu perbuatan kita di alam ini direkam secara rapi. Baik dibalas baik; Buruk dibalas buruk . Hanyalah kelicikan dari pikiran kita yang menyetimbangkan perbuatan baik dan buruk. Inilah cara berpikir manusia yang licik. Alam Semesta tidak bisa kita samakan dengan pola pikir manusia seperti itu.....Â