Begitu banyak mengagumi seseorang yang bisa melihat makhluk halus. Saya dulu pun demikian. Bahkan saya juga pernah belajar agar bisa memiliki kemampuan seperti itu. Tetapi belum bisa juga.Â
Setelah sekian tahun saya belajar Yoga dan Meditasi di Anand Ashram di bawah Bimbingan Bapak Anand Krishna, saya baru menyadari bahwa kemampuan seperti itu bukan istimewa. Bahkan bisa dikatakan cacat, karena ada kebocoran. Yang normal adalah tidak bisa melihat. Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta, kurang rapat menutupinya sehingga ada kebocoran.
Berdasarkan kisah atau cerita mereka yang bisa melihat makhluk halus seperti melihat manusia umumnya, mereka merasakan penderitaan. Bayangkan bila kita mau duduk atau buang air di semak belukar. Karena kita bisa melihat makhluk halus, kita tidak bisa dengan tenang membuang air kecil sembarangan. Mau bang air di semak ada makhluk halus, ga jadi.
Celaka lagi mereka jadi bingung membedakan mana orang sungguhan, mana yang halus. Â Ini berdasarkan mereka yang seperti itu. Begitu menderita karena terbingungkan. Mau kah Anda seperti itu?
Hal ini terjadi karena ada kebocoran. Nah pengalaman beberapa teman yang memiliki kemampuan seperti ini, bisa teratasi setelah berlatih meditasi dan Yoga.Â
Yang merugikan adalah bahwa kemampuan seperti itu akan sangat merugikan bagi diri sendiri. Ego atau perasaan bangga akan terpupuk. KIta lupa bahwa Hal Ini menjauhkan diri dari Hyang Maha Agung. Atau Hyang Maha Sumber.Bukan'kah tujuan kelahiran untuk membersihkan diri sehingga bisa menyatu dengan Dia?
Apa untungnya melihat hal ghaib?
Semakin banyak kita melihat ke luar diri, semakin jauh dari Sang Sumber yang bersemayam dalam diri sendiri. Dengan kata lain, sesungguhnya kemampuan yang bertujuan untuk pamer akan semakin menjauhkah diri dari Sang Maha Sumber. Jelas hal seperti ini akan membuat kita menjadi budak dunia, bukan hamba Tuhan.
Seringkali kita terkagum ketika membongkar kuburan seseorang, dan mayatnya tidak membusuk. Kita jarang berpikir bahwa peristiwa ini tidak selaras dengan hukum alam. Kita lupa bahwa para nabi atau sufi yang terkenal pun, tidak ada yang utuh mayatnya.Â
Sebetulnya keadaan tersebut hanya membuktikan adanya keterikatan si roh dengan badannya. Mereka yang tubuhnya masih utuh setelah lama dimakamkan meninggal tidak sempurna. Bukan hal yang ajaib atau hebat, bukan kah semuanya mesti terurai untuk kembali ke asalnya? Â Dari tanah ya kembali ke tanah. Bahkan kejadian ini sangat merugikan. Si roh tidak bisa melanjutkan perjalannya.
Saya dulu juga berpikiran bahwa hal tersebut sesuatu yang luar biasa dan hebat, sehingga menyebut orang tersebut sakti. Sebaliknya hal seperti ini merugikan kita. Mengapa demikian?
Karena silver cord atau tali perak penghubung antara roh dan tubuh kasar belum putus. Jelas menghambat perjalanan roh tersebut. Mau?
Dalam tradisi di Jawa sering beberapa ritual dilakukan dengan tujuan agar yang meninggal segera sadar bahwa ia harus segera menyadari bahwa dirinya sudah meninggal. Jangan sekali-kali mengganggu perjalanan si Tubuh Halus untuk melanjutkan perjalanannya, misalnya dengan memanggil roh seseorang yang sudah meninggal dunia.
Kita lupa bahwa tujuan keberadaan kita di bumi adalah melepaskan keterikatan terhadap dunia benda. hanya dengan pelepasan keterikatan terhadap dunia benda, roh akan menjadi ringan. Dan pada akhirnya, ia pecah menjadi serpihan di alam semesta. Seperti inilah keadaan mind pra budha atau mereka yang tercerahkan.
https://benplshop.ibermaticoss.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H