Bingung?
Saya percaya tidak. Karena sangat jelas dan dilakoni setiap orang yang mempercayai adanya keilahian dalam diri.
Ketika kita memahami bahwa Dia berada setiap tempat, tentu Dia juga bersinggasana dalam diri, walaupun saya juga bingung; apa yang dimaksudkan 'dalam'?
Badan? Ya bukan lah
Dalam otak? Ya bukanlah. Otak hanyalah alat untuk ekspresi pikiran (mind). Otak bagaikan hardware suatu komputer, sedangkan pikiran tidak ada dalam otak. Dimana letaknya? Wah saya juga ga tahu. Yang jelas kecepatan berpikir jauh melampaui kecepatan cahaya. Tetapi pikiran juga masih materi. Sang Budha mengatakan bahwa mind adalah dhatu; yang artinya materi. Karena pikiran tidak pernah hilang. Segala sesuatu ada di alam ini. Ini yang disebut AKASIK RECORD.
Segala pikiran, ucapan, serta perbuatan direkam di alam semesta. Dan bisa diakses dengan syarat frekuensinya sama. Banyak orang bisa mengatakan bisa membaca pikiran. Tidak aneh, karena saat itu orang tersebut mampu menyamakan frekuensi. Tetapi apa gunanya? Membaca pikiran sendiri saja tidak mampu, mau uruni orang lain. Memang manusia kurang kerjaan. Ini sebabnya kita semua tidak memiliki kesempatan mmasuk ke dalam diri untuk melakukannya penyelaman sehingga bisa bertatap muka dengan Dia yang bersinggasana dalam diri kita.Â
Tambah mumet???!!!
Kembali tentang bergantung.........
Ketika kita bergantung pada orang lain berarti kita tidak sadar bahwa sejak lahir pun kita sendiri....
Saat sakit kita yang merasakan sendiri......... Orang lain hanya bisa memberikan obat dan menghibur, tetapi bila obat tidak kita makan, memang bisa sembuh?
Ketika kita jatuh, dan kaki terkilir, orang lain bisa merasakan? Ya tidaklah. Kita harus mampu berusaha mengatasinya sendiri. Ini yang disebut saling ketergantungan. Orang tersebut memiliki kemampuan untuk mengatasi kaki terkilir, asal kita mau datang dan mempercayainya.
Ketika bergantung pada orang lain, kita bisa diatur olehnya. Ketidaksadaran bahwa bergantung bisa berakibat segala yang dikatakannya betul. Kita tidak memiliki keyakinan diri. Kita menjadi beban bagi orang lain. Kita tidak percaya diri.Â
Saling Bergantung
Ketika kita sadar bahwa setiap orang memiliki peran, kita menyadari bahwa setiap orang unik.Â
Misalnya: di kantor ada OB yang bertugas membersihkan ruangan kita. Kita bisa tilak bergantung, kemudian membersihkan ruangan, tetapi itukah peran kita? pastilah kita diomelin bos, karena kita buang waktu untuk  pekerjaan yang dipercayakan boss. Si OB berperan sebagai pembersih ruangan, kita perannya berpikir.....
Kita tidak layak merendahkan OB. Tanpa si OB, kamar/ruangan tijdvak berisp sehingga kita bisa membuang waktu untuk membersihkan. Kita menghargai peran OB. Saling meng-apresiasi, Inilah yang dimaksudkan sebagai saling ketergantungan.Â
Bergantung berarti kita dalam posisi lemah.....
Saling bergantung berarti kita saling menghargai akan peran masing-masing.......
Ketika kita bisa saling menghargai, dunia pasti damai.Â
Dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki peran, baru kita bisa hidup berdampingan....
Hidup bergandengan tangan sesuai peran masing-masing.....
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H