Perlombaan berbuat baik, bukanlah perbuatan baik.......
Dari kata ingin berlomba saja sesungguhnya kita ingin merasa lebih baik. Keinginan untuk lebih baik dari orang lain membuktikan bahwa kita anggap remeh atau merendahkan orang lain. Dengan kata lain hal ini sudah menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukan hanyalah semata untuk pamer. Mungkin banyak orang tidak mengakuinya, namun hanya diri sendirilah yang bisa menilai. Adakah seorang pun bisa membohongi nuraninya sendiri?
Hidup bukanlah perlombaan. Berbuat baik bukan untuk memenangkan orang lain. Berbuat baiklah karena diri kita baik. Bagaimana caranya?
Lakukan perbuatan baik sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah yang kita peroleh. Dengan menganggap bahwa berkah atau rejki yang kita terima pun adalah titipan sesungguhnya kita telah menganggap bahwa tanpa saya, orang lain tidak mendapatkan bagian. Hal ini sangat berbeda.Â
Ketika kita bisa melayani, Â bukan membantu, kita mempersembahkan. Unsur persembahan mengandung arti bahwa yang kita berikan adalah sesuatu yang berharga. Bisa saja makna kata berharga adalah sesuatu yang memang amat dibutuhkan oleh seseorang. Karena ketika seseorang sedang butuh sesuatu, ia pastilah merasakan bahwa barang tersebut sangat berharga.
Misalnya, kita pergi ke panti jompo atau panti wreda. Persembahkan sesuatu yang mereka butuhkan. Dengan kata lain, kita harus jeli terhadap hal yang dibutuhkan oleh para orang tua. Rasa kasih dan hiburan berupa naynyian dan tarian, bukan tarian untuk mereka, tetapi ajaklah mereka menyanyi dan menar bersama. Nah di sini ada unsur kebersamaan. Kita merasakan kesepian mereka. Banyak tempat seperti ini tidak butuh lagi sumbangan makanan. Kemudian setelah menyanyi dan menari bersama, layani mereka makan dengan makanan yang kita bawa. Tentu makanan yang sehat, makanan berbasis vegetarian sehingga mudah dicerna.
Agar kita bisa berbuat baik, kita harus membersihkan diri sendiri sehingga yang ada dalam pikiran, ucapan serta perbuatan juga baik. Inilah makna kata 'DO GOOD BECAUSE YOU ARE GOOD'
Bila kita berdoa pun masih meminta ini dan itu dalam bentuk apa pun, berarti kita belum memiliki kebaikan diri. Kita masih miskin. Bagimana orang miskin bisa berbagi?
Janganlah minta jadi orang baik, tetapi bersihkan sampah pikiran. Tanpa sadar sesungguhnya ketika kita minta jadi orang baik, kita mengakui bahwa kita belum baik. Sangat mudah indikasinya.....
Dengan siapa kita suka bergaul, apa yang kita lihat dan baca di media sosial. Banyak berita gosip tentang selebritis di layar kaca. Karena memang bantka yang menonton, sehingga ratingnya tinggi. Ini hanya membuktikan bahwa kita masih suka hal yang diderita orang lain.
Bila kita suka melihat berita tentang hal buruk, misalnya berita gosip, berarti dalam diri kita masih ada hal yang ingin tahu tentang keburukan orang lain. Inilah hukum tarik menarik atau The Law of Attraction. Tanpa ada sifat sejenis tidak mungkin menarik yang sejenis.
Bila masih suka membicarakan keburukan orang lain, berarti sifat merasa lebih baik masih dominan.Â
Bila senang memberikan komentar terhadap suatu berita yang bersifat menjelekkan orang lain, berarti kita juga masih memiliki sifat tersebut......
Indikasi baik adalah bahwa kita suka bergaul dengan mereka yang sedang memuja kebaikan Tuhan. Menyanyikan kebesaran Tuhan atau alam semesta. Menyanyikan keindahan bunga........
Barulah kemudian kita bisa 'Memperlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan'.......
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H