Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berdoalah Layaknya MANUSIA

20 Desember 2023   06:57 Diperbarui: 21 Desember 2023   20:10 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.booksindonesia.com/produk/atma-bodha/

Doa Pengemis

Jangalah berdoa secara egois. Keegoisan diri bukanlah sifat Tuhan. Dia-lah Sang Maha Kasih. Doa untuk minta harta dunia berarti kita belum bisa mensyukuri segala pemberiannya. Kita masih miskin. Dengan kata lain sesungguhnya kita masih menganggap diri sebagai pengemis. Jangan lupa bahwa diri kita sebagai pemrcikan kasih-Nya. Bagaikan percikan air laut. Walaupun hanya setitik, namun rasanya tetap asin superit sumbernya, laut.

Berdoalah bagi kepentingan semuanya. Misalnya: 'Ya Tuhan berikanlah kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua manusia.'

Bila kita mendoakan semua manusia berarti kita sudah termasuk'kan?

Mengapa hanya untuk berdoa atau meminta saja, kita masih begitu egois?

Kita semua disatukan oleh satu energi kehidupannya yang satu dan sama. Kita satu sama lain tidak terpisahkan oleh Energi Ilahi. Ya, kita bagaikan pulau-pulau yang disatukan oleh lautan kehidupan.

Berdoa hanya bagi diri atau kelompok, Bahkan golongan sendiri pun tidak akan bermanfaat bagi pikiran Serta perasaan kita. Rasa da pikiran yang berbafagia adalah bila kita bisa mendoakan kebahagiaan bagi orang lain. Bisa dibayakan bila kita memiliki saudara atau sahabat yang sehat dan sejahtera berarti kita tidak memiliki kekhawatiran tentang saudara/sahabat kita.

Pikiran yang hanya mementingkan diri sendiri akan membuat pikiran kita sakit. Sakit pikiran ini akan berdampak pada kesehatan fisik kita.

Hidup kita terdiri dari pengalaman + pengalaman

Pengalaman terdiri dari perbuatan + perbuatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun