Demikian pula yang kita ucapkan juga hanyalah ungkapan yang ada dalam pikiran kita. Kita tidak bisa membeli barang bila yang ada dalam kantong kita uang kertas atau uang monopoli.
Selama yang kita miliki adalah perbuatan yang mulia, itu pula yang dilakoni. Demikian pula seorang inspirator; melakukannya segala sesuatu melalui pikiran, ucapan serta perbuatan sehingga dengan cara inilah ia bisa memberikan inspirasi bagi orang lain.Â
Sebagaimana dituliskan dalam buku tersebut : Manusia Utama Menerangi Tanpa Banyak Bicara
Seorang inspirator bagaikan pelita bagi yang membutuhkan penerangan dalam kehidupannya. Semua manusia yang belum mengenal jati dirinya hidup dalam kegelapan sehingga kehadiran seorang inspirator  bagaikan pelita yang menerangi jalan.
Pada umumnya seorang inspirator tidak butuh pengikut. Mereka memiliki kepercayaan sangat tinggi terhadap diri sendiri. Mereka lebih menekankan pemberdayaan diri tidak mengaharapkan ketergantungan pada sesuatu.
Motivator Menciptakan Ketergantungan
Seorang motivator memberikan dorongan dengan cara memberikan iming-iming yang melyenangkan Indra. Ia banyak bicara. Tanpa bicara bagaimana mungkin bisa memberikan dorongan? Segala sesuatu yang dibicarakan tentu berkailan dengan kenyamanan indrawi. Kesenangan dunia. Tetapi tidak disangkal memang banyak orang juga senang dengan kata-kata muluk. Bila mengatakan tentang kebenaran yang membumi, motivator dipastikan tidak laku jualan.
Seorang motivator membutuhkan kata-kata yang membuat orang terbuai. Tidak ada sesuatu yang dibicarakan yang tidak menyinggung tentang kenyamanan duniawi. Segala sesuatu dikaitkan dengan hal-hal kebendaan atau materi. Dengan kata lain, memang motivator suatu profesi. Sedangkan inspirator bukan profesi.
Dorongan untuk bekerja merupakan upaya seorang motivator. Bagi suatu perusahaan memang dibutuhkan seorang motivator.
Sekarang tergantung diri kita sendiri. Bila ingin memberdaya diri, ikutilah Seorang inspirator.
Bila ingin bergantung pada sesuatu yang bersifat materi, silakan ikuti motivator.....