Tiba-tiba, ia minta supaya lukisan Maharaja yang digantung di dinding diturunkan.. Maharaja memberikan syarat kepada salah satu ajudan untuk mengikuti kehendak Sang Swami.
Mereka pikir Sang Swami ingin melihat detil. Ternyata tidak demikian, Sang Swami memiliki rencana lain, "pak Menteri," ia mengadakan kepada salah seorang menteri yang menghadiri jamuan makan, "silakan meludahi lukisan ini."
Apa? Tiba-tiba, setiap pasang mata terpusat pada Sang Swami dan Menteri yang diminta untuk meludahi lukisan Maraja.......
Selama Beberapa Detik, ruangan itu menjadi hening, hening yang tidak biasa, tidak umum, hening yang mengerikan, eerie!
Swami Vivekanda mengulangi permintaannya, "Silakan, Pak Menteri.....Silakan meludahi lukisan ini."
Sang Menteri mengumpulkan tenaga dan keberanian untuk menjawab, "Maafkan saya Swami, saya yakin Swami sedang menguji saya, menguji kita...Tidak seorang pun di ruangan ini yang akan berani melakukan hal itu."
"Tapi, saya tidak meminta Pak Menteri untuk meludahi Baginda Maharaja. Apa arti sebuah lukisan? Baginda Maharaja berada di dalam luisan ini. Lukisan ini hanyalah menggambarkan Yang Mulia Maharaja. Lukisan ini bukan Maharaja.
"Baginda Maharaja berada di depan kita semua. Sementara, lukisan ini ada di tangan saya. Dengan menyentuh lukisan, saya tidak menyentuh Baginda," ujar Sang Swami sambil tersenyum......
Kemudian, Ia menoleh ke arah Maharaja, "lihat Baginda, kendati apa yang di tangan saya hanyalah sebuah lukisan di atas kain - Pak Menteri tidak bersedia meludahinya.
"Lukisan ini tidak bergerak, tidak bisa berbicara, tidak berbicara, bahkan tidak akan melakukan kendati sudah diludahi, tetap saja tidak ada yang berani meludahinya.
"Sebab lukisan ini mewakili Baginda Maharaja. Lukisan ini merupakan simbol. Dengan meludahi lukisan ini berarti kita menghina Baginda.