Mohon tunggu...
Divisi Riset RKIM UB
Divisi Riset RKIM UB Mohon Tunggu... Lainnya - Riset dan Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Brawijaya

Divisi Riset RKIM UB Merupakan divisi yang bergerak di bidang riset yang dinaungi oleh UKM Riset dan Karya Ilmiah Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Risiko Skoliosis Akibat Perkembangan Motorik Bayi yang Cepat: Melewati Tahapan Merangkak

1 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   14:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Apabila skoliosis sudah terjadi, upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan pendekatan yang hati-hati dan terkoordinasi antara orang tua, dokter, dan tim medis terlatih. Langkah pertamanya adalah konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi atau pediatrik untuk diagnosis yang tepat. Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan tergantung pada tingkat keparahan skoliosis. Untuk kasus ringan, dokter mungkin merekomendasikan pemantauan teratur untuk melihat perkembangan kondisi tanpa perlu intervensi langsung. Namun, dalam kasus yang lebih parah atau progresif, intervensi medis mungkin diperlukan.

Pengobatan untuk skoliosis pada bayi dapat meliputi penggunaan alat penyangga tulang belakang khusus untuk membantu mempertahankan posisi tulang belakang yang baik. Terapi fisik juga dapat direkomendasikan untuk memperkuat otot-otot yang mendukung tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk mengoreksi kelengkungan tulang belakang yang signifikan. Selain perawatan medis, penting juga untuk memberikan perhatian ekstra pada perawatan bayi, termasuk memastikan bahwa mereka tetap nyaman dan dapat beraktivitas sehari-hari secara normal. Mendukung mereka dalam proses penyembuhan dan memastikan lingkungan yang aman dan mendukung untuk perkembangan mereka juga merupakan bagian penting dari penanggulangan skoliosis pada bayi.

Kesimpulannya, fase merangkak pada bayi adalah periode penting dalam perkembangan motorik dan kesehatan tulang belakang, yang sering kali dianggap remeh oleh orang tua yang tidak memiliki pengetahuan memadai. Melewati fase ini tanpa memperhatikan dampaknya dapat meningkatkan risiko masalah seperti skoliosis, sebuah kelainan pada kelengkungan tulang belakang. Data menunjukkan bahwa sebagian bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik, dan tanpa perhatian yang tepat, mereka bisa mengalami komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dan mendukung setiap tahap perkembangan motorik bayi dengan cara yang benar, serta menghindari kebiasaan yang dapat mengganggu perkembangan alami. Penanganan skoliosis pada bayi yang sudah terjadi memerlukan pendekatan medis yang hati-hati, termasuk pemantauan rutin, terapi fisik, dan dalam kasus tertentu, intervensi medis. Dengan pengetahuan yang tepat dan perawatan yang sesuai, risiko skoliosis dapat diminimalkan dan kesehatan tulang belakang bayi dapat terjaga dengan baik.

 REFERENSI

Chico-Morales, I. J., Narváez-Pupiales, S. K., Umaquinga-Criollo, A. C., & Rosero-Montalvo, P. D. (2022). Application of embedded accident prevention system for in- fant crawlingstage in intelligent textiles. Wearable Technology, 3(1), 56–62. https://doi.org/10.54517/wt.v3i1.1662

Damayanti, E., AR, U. M., & Ismawati, I. (2020). Analisis Capaian Perkembangan Sosial Anak Usia 11 Bulan Berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak. JECED: Journal of Early Childhood Education and Development, 2(2), 87-96.

Di Felice, F., Zaina, F., Donzelli, S., & Negrini, S. (2018). The natural history of idiopathic scoliosis during growth: a meta-analysis. American journal of physical medicine & rehabilitation, 97(5), 346-356.

Dini, J. P. A. U. (2023). Perbedaan Tingkat Konsentrasi dalam Penyelesaian Puzzle oleh Anak Usia 3-4 Tahun antara yang Merangkak dan Tidak Merangkak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2), 2518-2527.

Elisanti, A. D. (2017). Perkembangan Kemampuan Berjalan Anak Usia 9-15 Bulan Yang Menggunakan Alat Bantu Berjalan (Baby Walker) Di Puskesmas Bungah Gresik. https://osf.io/gt5ck

Karol, L. A. (2019). The natural history of early-onset scoliosis. Journal of Pediatric Orthopaedics, 39, S38-S43.

Nafisah R, N. (2021). Perbedaan Tingkat Konsentrasi Dalam Menyelesaikan Puzzle Pada Anak Usia 3-4 Tahun Yang Melewati Fase Merangkak Dan Tidak Melewati Fase Merangkak. Universitas Jember. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104344

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun