Seperti yang kita tahu, bahwa di Indonesia secara umum terdapat dua jenis lahan yaitu lahan kering dan lahan basah. Dari kedua jenis lahan tersebut, lahan basah memiliki keanekaragaman hayati lebih tinggi dibanding lahan kering. Mengapa demikian? Karena pada lahan basah dapat ditemui adanya perpaduan antara ekosistem perairan dan daratan. Secara umum, lahan basah berbeda dengan perairan. Hal ini dikarenakan lahan basah memiliki ciri tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan endemik. Nah, sehingga berdasarkan sifat dan ciri tersebut lahan basah kerap disebut sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan.
Menurut Konvensi Ramsar sendiri, lahan basah merupakan “Area rawa, lahan gambut atau air, baik alami atau buatan, permanen atau sementara, dengan air yang statis atau mengalir, segar, payau, asin, termasuk area air laut dengan kedalaman saat surut tidak melebihi enam meter”. Beberapa wilayah yang termasuk kedalam kategori lahan basah alami meliputi rawa-rawa, paya-paya, lahan gambut, dan riparian. Lalu ada juga yang disebut lahan basah buatan yang meliputi, waduk, sawah, saluran irigasi dan kolam.
Menurut Hardjasoemantri (1991) lahan basah dianggap masyarakat sebagai wilayah yang tidak menarik bahkan dianggap berbahaya. Namun pada kenyataan nya, selain merupakan wilayah yang menyimpan berjuta flora dan fauna yang khas lahan basah juga memiliki banyak sekali peran dalam aspek kehidupan makhluk hidup. Diantaranya adalah sebagai sumber mata pencaharian masyarakat, menjadi penyedia kebutuhan sumber air bersih, menjadi penggelola air hujan agar tidak terjadi banjir, dan banyak lagi.
Namun saat ini, lahan basah juga merupakan tipe ekosistem yang paling besar mengalami kehilangan. Lebih dari 35 persen lahan basah alami telah hilang dari muka bumi selama 50 tahun terakhir. Spesies yang bergantung pada lahan basah juga mengalami ancaman yang tak kurang mengerikan, tak kurang dari 25 persen spesies lahan basah pedalaman dan 23 persen spesies lahan basah pesisir dan lautan telah terancam secara global.Jika terus dibiarkan, lama kelamaan lahan basah akan mengalami kepunahan. Lalu bagaimanakah cara mempertahan kan ekosistem yang beragam dan bernilai tinggi ini? Salah satu caranya adalah dengan mengelola lahan basah menjadi tempat wisata. Dengan menjadikan lahan basah menjadi suatu tempat wisata, selain bisa menjadi sarana pengelolaan lahan basah hal ini juga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk bidang ekonomi.
Lalu, apa langkah awal yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan hal ini? Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah mengamati lahan basah yang ada di sekitar lingkungan kita, lalu menganalisis potensi nya sebagai objek wisata. Nah, berikut adalah beberapa area lahan basah yang berada disekitar lingkungan saya yang bukan tidak mungkin nantinya bisa dikembangkan menjadi objek wisata lahan basah.
1)Objek Wisata Pancing Ikan & Wisata Edukasi
Di Barito Kuala Kalimantan Selatan, tepatnya di desa Beringin kecamatan Alalak ada sebuah lahan yang dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai lahan perkembangbiakkan ikan patin. Hal ini bisa saja dikembangkan lebih lanjut oleh warga sekitar agar bisa dijadikan sebagai tempat objek wisata. Contohnya seperti menambah spesies ikan yang ada disana dan menghias dan menyediakan fasilitas pancing disana. Selain itu, bisa juga dibuat sebagai objek wisata berbasis pendidikan, yang memberikan edukasi mengenai cara pengembangbiakkan ikan. Hal ini tentunya bisa saja menjadi daya tarik para mahasiswa yang mempelajari mengenai teknik pengembangan dibidang perikanan, dengan adanya objek wisata ini bisa menjadi option bagi para mahasiswa untuk kegiatan praktek lapangan. Selain mahasiswa tentunya edukasi mengenai pengembangbiakkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi khlayak umum.
2) Objek Wisata Petik Buah Mangga & Jeruk
Masih di desa Beringin kecamatan Alalak, ternyata warga disini lumayan banyak mengembangkan sistem pertanian teknik surjan. Apa sih sistem surjan itu? Jadi surjan itu sebuah sistem pertanian dengan ciri membedakan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu lahan. Yang saya lihat pada salah satu lahan di daerah ini, mereka menanami bagian bidang tanam yang tinggi dengan pohon mangga dan pohon jeruk. Sedangkan bidang tanam yang rendah ditanami dengan padi. Hal ini tentunya dapat menjadi potensi objek wisata yang menarik. Dengan adanya wisata petik buah, pengunjung dapat merasakan sensasi buah segar yang langsung dipetik dari pohon nya.
3) Objek Wisata Petik Buah Pisang
Lagi-lagi masih di desa Beringin Kec Alalak, kali ini saya menemukan sebuah lahan yang ditanami dengan pisang. Hal ini tentunya juga bisa dijadikan sebuah lahan yang berpotensi menjadi objek wisata. Jika penanaman jenis pisang ditanam dengan jenis pisang yang beragam, mungkin akan menjadi tempat wisata yang menarik. Selain ditanami dengan jenis pisang yang beragam, dengan adanya wisata ini juga menguntungkan bagi para pekebun pisang. Alih-alih menjual pisang ke pasar, mungkin dengan menjadikan nya sebagai tempat wisata bisa mendapatkan omset yang lumayan tinggi.
4) Objek Wisata Edukasi Tanaman Eceng Gondok
Kali ini kita beralih ke Desa Berangas Barat Kec Alalak, disini terdapat banyak sekali tanaman eceng gondok dan pohon luwa. Hal ini mungkin bisa menjadi tempat objek wisata yang menarik, yaitu dengan mengembangkan lahan ini menjadi wisata edukasi. Dengan menghadirkan objek wisata berupa pengenalan mengenai tanaman eceng gondok dan pohon luwa, serta memberikan contoh-contoh pemanfaatan tanaman tersebut, tentunya tempat wisata ini akan menjadi tempat wisata yang menarik.
5) Objek Wisata Susur Sungai
Kali ini kita tiba di Sungai Tandipah Kec Sungai Tabuk, kali ini saya menemukan sebuah sungai yang keliatan cukup menarik jika dimanfaatkan sebagai objek wisata. Memang jika dilihat dari gambar berikut terlihat tidak begitu menarik, namun jika dikelola dengan baik sungai ini bisa saja berpotensi menjadi sebuah wisata susur sungai. Dengan menambahkan beberapa hiasan serta perahu-perahu kecil untuk menyusuri sungai, tentunya sungai ini akan menjadi objek wisata yang sangat estetik. Yang tentunya pasti akan menarik perhatian dan minat anak muda untuk berkunjung, selain itu daerah pinggiran sungai bisa saja dijadikan tempat piknik untuk acara keluarga.
Nah mungkin itu tadi beberapa area lahan basah yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Dengan dijadikan nya sebuah lahan basah menjadi objek wisata, tentunya akan menjadikan area lahan basah menjadi lebih terawat. Dan tentunya dipertimbangkan kembali jenis objek wisata yang bisa dibuat, agar tidak merusak ekosistem dari area lahan basah itu sendiri.
Mungkin itu saja artikel dari saya, jika kalian mengetahui daerah lain yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata, silahkan sampaikan melalui kolom komntar. TERIMAKASIH......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H