Mohon tunggu...
Marhamah Sam
Marhamah Sam Mohon Tunggu... swasta -

extravert

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amazing.....

8 November 2012   16:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13523919451676596526

Januari 2012, aku bersujud kepada-Nya, memohon dengan bersungguh-sungguh, melafalkan doa bertemu jodoh yang aku baca dari sebuah buku (aku lupa judulnya) : "Ya Tuhan, lindungilah kami dari fitnah dunia, siksa kubur dan api neraka. Dan jangan biarkan aku sendiri, pertemukanlah aku dengan jodohku. Hanya Engkaulah yang mengetahui yang terbaik bagi hamba-Mu"... Kugabungkan semua ikhtiar dari semua buku yang kubaca dan cerita yang kudengar; perbanyak shalat tahajud! perbanyak puasa sunnah Senin-Kamis! perbanyak shalat Dhuha! Lafalkan doa-doa khusus! Pasrahkan semua kepada-Nya! Ikhlaskan yang sebelumnya! Yang kulakukan? Alhamdulillah hampir semua, kecuali shalat Dhuha... :p (masih ragu-ragu dengan ganjalan rasa sombong yang masih terbersit di benak bila melakukannya di lingkungan kerja)_again, another excuse ^_^ Lima hari pertama rutin melakukannya, seusai shalat Subuh aku tertidur lagi. Beroleh mimpi yang Subhanallah begitu indah.... Aku bermimpi mengenakan busana pengantin tradisional dari daerahku, dikelilingi saudara-saudara, bersiap-siap menuju akad...dan! Disana telah berdiri seorang pemuda, berbusana pengantin pula, tinggi, tidak tampan, tapi bahagia dan nyaman langkahku menuju sisinya..... Lalu? Aku terbangun.Terheran-heran dengan mimpiku. Ya Tuhan, diakah jodohku? Aku bahagia pagi itu. Seolah-olah memperoleh kekuatan baru. Terus mempertahankan ibadah-ibadah sunnahku. Satu lagi resep dari Ustadz Yusuf Mansyur, sedekah! Alhamdulillah ada kesempatan menyalurkannya; kepada rekan terdekat yang sedang ditimpa musibah di-PHK dari perusahaan. Keuanganku yang juga tidak seberapa membuat ku sempat ragu mengulurkan bantuan, namun kuteguhkan hati, semoga bermanfaat... Februari 2012, aku terima kabar dari temanku, ganjalan hatiku selama ini; pria yang pernah menjanjikan akan menjemputku jika ku setia menunggu; akan menikah dengan wanita lain di bulan Juni 2012.....Temanku memberi nasihat bijak : "Kamu layak mendapatkan pria yang lebih baik. Apalagi yang kamu tunggu? Temui jodohmu!" (dalam hati : jodoh darimana? pan belum ada? xixi) Dulu kubayangkan, aku akan menangis tersedu-sedu bila mendengar berita ini. Dulu tak pernah terbayangkan, apa yang aku rasakan dan aku lakukan bila mendengar berita seperti ini. Marah? Sedih? Ternyata bahagia. Subhanallah, ikhlas itu begitu indah rasanya! Bahagia karena ada sepasang manusia yang telah dipertemukan dan menemukan belahan jiwanya, bahagia untuk kebahagiaan temanku, bahagia atas jawaban Tuhan yang begitu lugas untuk doaku....(menunjukkan bahwa dia bukan jodohku). Kuceritakan hal ini pada temanku, kuakui pula bahwa perlu waktu 8 tahun untukku berjuang meraih ikhlas itu; dan Alhamdulillah bisa melakukannya pada saatnya. And my life goes on.... Tak pernah kuingat-ingat mimpiku yang begitu indah itu..... Sampai..... Maret 2012, aku diperkenalkan dengan seorang pemuda, 1 tahun lebih tua dari aku. (Aku kan sudah tua juga! Hehe)... Karena tinggal berjauhan (berjarak kurang lebih 250 km); komunikasi awal kami via telepon dan socmed (social media). Dua minggu intens berkomunikasi dan terasa "klop" satu sama lain, kami memutuskan bertemu. Dia tiba di rumahku jam 20.30 WIB; degh! Melihat sosoknya aku teringat mimpiku. Tinggi. Diakah? Ternyata Tuhan benar-benar memberikan jawaban dengan lugas! ^_^ Bulan September 2012, diselingi bulan Ramadhan yang memberi kesempatan memperbanyak amalan-amalan sunnahku, dia melamarku.... telah ditetapkan 2-12-2012 Insya Allah hari pernikahan kami. Hari yang ditunggu-tunggu itu.... Its really amazing!!! Hal terkeren yang pernah aku rasakan, yang aku sendiri masih terheran-heran dengan prosesnya, yang aku rasa sangat layak dibagikan ke semua. Its a happy story do-oh? Dan mudah-mudahan bermanfaat.... (yakini, jalani dan pasrah; itu intinya!) Kembali kepada sandaran usahaku; berdoa kepada Yang Maha : "semoga diperlancar, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, semoga aku tidak lantas lalai bersyukur kepada-Mu...." Amazing (sodara-sodara....) ^_^ Dan aku menikmati setiap proses persiapan menuju hari-H...Deg-degan euy!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun