Mohon tunggu...
Marhamah Alwan
Marhamah Alwan Mohon Tunggu... Guru - Pemelajar sepanjang hayat

Ibu rumah tangga yang suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengantar Coachee Sampai Tujuan dengan Tirta

2 Desember 2022   20:30 Diperbarui: 2 Desember 2022   20:39 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siang itu, salah seorang teman, rekan sejawat di tempatku mengajar tampak kusut. Dia masuk ruang guru sambil mencabik kesal. Barangkali ada yang sedang dia fikirkan. Kemudian dia mengambil kursi dan duduk di sisi mejaku. " Anak anak anak sekarang, tidak sopan," keluhnya. ' Memangnya ada masalah apa, ya Pak,?" Tanyaku kemudian. Ini lo, Bu,Andri dan Beny, suka sekali berbicara berdua ketika saya sedang menjelaskan materi, dan ini sering mereka lakukan," sambungnya.

' Oo, Begitu ya, masalahnya,' jawabku. " Benar Bu, dan itu selalu membuat kelas menjadi tidak nyaman, saya dan teman temannya jadi kehilangan fokus," tambahnya. 'Heem, jadi menurut Pak Rudy, karena percakapan kedua murid Pak Rudy, kelas menjadi tidak nyaman, dan mengganggu fokus dan kosentrasi Pak Rudy dan anak anak murid yang lain,?' tanyaku memperjelas. " Betul Bu, dan saya merasa terganggu," keluhnya sambil menarik napas dalam.

'Ee..., Lantas, kalau sudah seperti itu, apa yang sebenarnya Pak Rudy harapkan?, Situasi yang bagaimana yang Pak Rudy inginkan menjadi kondisi ideal untuk kelas Bapak?, dan Perilaku yang seperti apa yang menjadi harapan Bapak terdapat pada kedua murid Bapak tersebut?.'tanyaku penasaran.

" Begini, Bu, sebagai seorang guru, saya menginginkan anak anak murid saya menjadi anak anak yang memiliki perhatian yang besar terhadap pelajaran mereka, saya mengharapkan sebuah situasi kelas yang nyaman, aman dan kondusif sehingga fokus saya dan murid murid tercurah penuh untuk memahami pembelajaran yang sedang berlangsung. Saya juga sangat mengharapkan kedua anak murid yang suka berbicara tersebut agar memiliki perhatian penuh terhadap pembelajaran, agar mereka bisa memahami materi dan tugas tugas yang harus mereka selesaikan," pungkasnya kemudian.

' Harapan yang luar biasa, dan juga menjadi harapan semua guru,' tambahku. Lantas, Tindakan apa yang sudah Pak Rudy lakukan untuk memenuhi semua keinginan dan ekspetasi Pak Rudy tersebut,? cecarku sambil menatapnya lurus.

" Sebelumnya saya sudah memanggil dan menasehati Andri dan Beny, tetapi mereka masih saja suka berbicara di saat saya menjelaskan," tukasnya. " Saya juga sering memarahi mereka, namun itu juga tak mempan,Bu," jawabnya sambil menghela napas.

' Atau ada hal lain yang ingin Bapak lakukan sebagai tindakan untuk memperbaiki permasalahan kedua anak tersebut, barangkali tindakan yang bapak anggap mampu untuk menyelesaikan situasi sulit tersebut,? tanyaku mencoba menggali informasi .

" Memang, ada tindakan yang saya sedang fikirkan dan menurut saya, hal tersebut akan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut," jawabnya optimis. Kalau boleh tahu, kira kira tindakan apa itu Pak,? pancingku bertanya.

" Saya akan mencoba, melakukan praktik tindakan segitiga restitusi," jawab Pak Rudy optimis. 'Baguslah kalau begitu, dan kapan Pak Rudy akan mulai menerapkan Tindakan segitiga restitusi tersebut,? Tanyaku ikut bersemangat. " Ya mulai hari ini, Bu, dan terimakasih sudah mau mendengar keluhanku dan membantuku menggali potensi kekuatan yang bisa saya ambil untuk menyelesaikan permasalahan saya di kelas." tuturnya bahagia.

Begitulah kira kira cuplikan dari sebuah situasi yang terjadi di kelas dan sekolah. Sebuah intraksi antara dua orang yang terlibat dalam sebuah kemitraan, yang mana masing masing berperan sebagai Coach dan coachee. Coach berarti orang yang membantu kita untuk menemukan tujuan atau goals yang ingin dicapai. Sedangkan Coachee adalah orang yang dibantu coach untuk  menemukan tujuan atau goals yang ingin coachee capai. sedangkan Coaching adalah Peristiwa percakapan dua arah antara coach dan coachee untuk menemukan potensi dan kekuatan yang ada pada diri coachee dalam menemukan tujuan atau goals yang ingin coachee capai.

Namun dalam peristiwa coaching ini, coach tidak bisa sembarang melakukan pertanyaan atau percakapan yang tidak memfasilitasi coachee dalam menggali potensi dan kekuatan yang di miliki. Namun ada beberapa urutan tindakan yang merupakan prosedur dari peristiwa coaching itu sendiri.

Dan dalam hal ini seorang coach bisa melakukan percakapan dengan alur TIRTA, dimana alur TIRTA merupakan sebuah akronim dari ( T= Tujuan, I = Identifikasi, R = Rancang aksi dan TA = Tanggung jawab ), alur inilah yang akan mengantar seorang coach akan mampu memfasilitasi coachee dalam menggali potensi dan goals yang ingin dicapai.

Di samping itu Filosofi TIRTA yang berarti air sangat relevan dengan tujuan dan fungsi dari coaching itu sendiri, dimana kita mengetahui air ( TIRTA ) dalam kesehariannya memang berfungsi untuk melarutkan dan menghanyutkan benda benda yang merintanginnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun