Tampa tali temali, kakiku terikat, terjerat erat
Merangkak, apalagi jalan satu tapak terasa berat
Telapak padahal, mulus semulus jalan tol di pulau barat
Tiada pula kerikil, membuat terantuk dan cacat
Tiada ini, tiada itu ... dan tiada apa apa yang menjerat
Apa tujuanmu, menyekap di dunia yang terang tampa pekat?
Tampa, balok berlubang pemasung kaki kaki
Terduduk berselonjor terpaku meratap di waktu yang tak sepi
Terdiam termangu melihatmu meletup letup membuat bunga api
Tetapi masih selalu disini  dan akan tetap disini, terpasung sendiri
Membuat mozaik dari sketsa yang dengan goresan yang belum rapi
Apa tujuanmu, merangkai hariku dengan mawar hitam? Ku bertanya lagi
Tampa tanda tanda, yang sebelumnya cerahnya cuaca
Tampa cerita duka, datangnya awan gulita
Tampa apa, tampa apa, cerita ceria berganti segera
Tampa ada tanda, tanya merajalela di relung jiwa
Mengapa, panggung sandiwara menjadi melodrama
Apa tujuanmu, merubah karakter menjadi sutradara? Jawab aku !, ku sedang bertanya.
Telah kuhitung hari berlalu,melaju, menahannya ku tak mampu
Teriakan teriakan sampai parau ku dengar bagai lagu lagu
Tanda genderang sudah bertalu memanggil prajurit untuk maju
Tak pernah tahu, aku tak pernah mau begitu dan kan selalu begitu
Masih butuh berapa lama, agar pintu terbuka mengerti isi qalbu
Apa tujuanmu selalu begitu, apa kau lupa usiamu?Jawab aku!, ku ingi tahu
Tadi itu apa, jangan biarkan terlalu lama ku melongo
Tadi itu mengapa, jangan biarkan mulutku membulat seperti huruf o
Tadi itu ku bertanya, jangan biarkan wajahmu kaku seperti kanebo
Tadi itu ku menunggu jawabmu, bagai menanti lagu nina bobo
Tadi itu begini, tadi itu begitu, selalu banyak ku ulang tanya seperti orang bodo
Apa tujuanmu, seribu tanyaku, kau jawab ooo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H