Mohon tunggu...
Ignasius Wandelinus Manek
Ignasius Wandelinus Manek Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Vivere Pericoloso

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seruan Perjuangan pada Diesnatalis GMNI

27 September 2023   10:35 Diperbarui: 27 September 2023   10:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Pejuang-Pemikir, Pemikir-Pejuang.

MERDEKA!!!

Marhaen Menang!!!

GMNI Jaya!!!

Kawan-kawan, hari ini telah genap 65 tahun dideklasikannya organisasi kita yakni gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang merupakan peleburan dari ketiga organisasi kala itu yakni Gerakan Mahasiswa Demokrasi yang berpusat di Jogjakarta, Gerakan Mahasiswa Merdeka yang berpusat di Jakarta dan Gerakan Mahasiswa Marhaenis yang berpusat di Surabaya yang memang pada dasarnya mempunyai kesamaan asas atau teori perjuangan yakni Marhaenisme ajaran Bung Karno.

Kawan-kawan tentu saja tahu, seluk beluk dari marhaenisme yang memang sampai saat ini kita semua yakini sebagai asas perjuangan yang paling cocok dalam perjuangan mewujudkan sosialisme Indonesia. Karena pada dasarnya Marhaenisme adalah cara perjuangan yang paling revolusioner sesuai dengan watak kaum marhaem pada umumnya dan perjuangan tersebut merupakan perjuangan yang murni lahir dari rakyat oleh rakyat, dan untuk kesejahtraan rakyat marhaen. Kawan-kawan pejuang sosialisme Indonesia, jika dari awal dideklarasikannya organisasi kita ini mempunyai tujuan perjuangan mewujudkan tatanan masyarakat yang gemah ripah loh jinawi lantas mengapa sampai saat ini disekelilingin kita masih terdapat banyak saudara-saudari sebangsa dan setanah air kita yang menderita?

Kawan- kawan, manusia Indonesia saat ini sudah lebih pintar tidak lagi jelas siapa kawan siapa lawan tak lagi jelas siapa yang setia dan siapa penghianat. Siapa yang pemimpin benar-benar abadi rakyat siapa pemimpin gadungan oleh sebab itu kawan-kawan dalam masa-masa situasi dan kondisi seperti ini lebih dari pada masa-masa lalu kita harus mengemblengkan kembali persatuan. Tiap-tiap pemecah persatuan harus kita berantas tuntas. Bung karno pernah mengatakan "perjuangan generasi penerus akan lebih berat karena berjuang melawan bangsa sendiri ketimbang perjuanganku yakni berjuang mengusir penjajah" oleh karena itu bung karno wanti-wanti dan berpesan kepada para pemuda dengan mengutip ayat kita kitab suci dalam Injil Matius Bab 10 ayat 6 yang berbunyi "lihat AKU mengutusmu bagaikan domba ke tengah-tengah serigala, oleh sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati". Dengan demikian kita sebagai kaum marhaenis, pejuang sosialisme Indonesia tetap menjadikan api perjuangan dan ajaran bung karno sebagi dasar (meja statis) dan arah perjuangan (leister dinamis) asal dengan jernih, cerdik, dan cerdas dalam menghayatinya.

Nyalakan terus api perjuangan kita untuk kesejahteraan kaum marhaen. Bung Karno mengatakan bahwa revolusi kita belum selesai. Untuk itu apakah kita harus mneyerah pada keadaan dimana semakin kita berjuang semakin datang tantangan dari segala arah. Dimanakah ketentraman dapat ditemukan diantara berjuta manusia jika disetiap genggaman nasi yang masuk kemulut harus dibayar dengan martabat mereka? Akan teruskah dibiarkan sebuah bangsa yang pernah mengukir keluhuran, keagungan dimasa-masa lampau merosok menjadi rombongan tukang catut, pencopet, pencuri, penipu, dan menhabiskan sisa-sisa sejarahnya seperti serigala saling mengakali dan saling menelan? Tentu kawan-kawan sebagai seorang marhaenis sebagai barisan pejuang-pemikir pemikir-pejuang tentu kita dengan lantang akan menjawab TIDAK.!!!

Pada ulang tahun yg ke 65 ini, kita perlu merefleksikan kembali perjuangan kita. Kita perlu meromantisasikan kembali semangat perjuangan founding fathers kita kala mereka berjuang melawan bangsa penjajah. Bung dan Ses, Dimakah tinjumu ? Dimanakah segala kekuatan yang menghancurksn segala hal melawan? Akankah kita hanya bisa melihat penderitaan rakyat? Akankah kita hanya menyedengkan telinga mendengarkan tangsian dari Ibu Pertiwi? Maka dari itu kawan kepalkan tanganganmu, angaktlah tinjumu hancurkan segala bentuk penindasan untuk mencapai cita cita proklamasi 17 agustus 1945.

Kawan kawan ,perjuangan kita adalah perjuangan yang sejati jatinya perjuangan yakni perjuangan yang abadi. Bung Karno pernah mengatakan "Memproklamirkan kemerdekaan negara adalah gampang tapi menyusun Negara, mempertahan Negara, memiliki Negara buat selama lamanya itu adalah sukar". Oleh karena itu, kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Kita harus terus berjuang dan kita harus sabar tak boleh bosan, ulet, terus menjalankan perjuangan, terus tahan menderita. Kita harus jantan! Jangan putus asa, jangan kurang tabah, jangan kurang rajin. Sebagai pelopor revolusi kita punya tanggungjawab untuk memberikan penyadaran bagi kaum marhaen akan posisi mereka yang sedang ditindas. Proses pembebasan terhadap kaum marhaen harus berdasarkan proses penyadaran (Matchvorming). Dan berjuang berjuang bersama mereka menuju Sosialisme ala Indonesia yang dicita-citakan.

Kawan-Kawanku,

Mari kita berjalan terus!! Ke arah terwujudnya Sosialisme Indonesia cita-cita Proklamasi!!

Ke arah kekalnya keadilan dan kemakmuran sampai akhir zaman!!

Merdeka!!!

Marhaen Menang!!!

GMNI Jaya!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun