Mohon tunggu...
Margo Teguh Sampurno
Margo Teguh Sampurno Mohon Tunggu... Jurnalis - Freedom

Bergerak dalam "Kolom demi Kolom"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Dialogis 'Generasi Milenial'

26 Desember 2018   20:10 Diperbarui: 26 Desember 2018   22:54 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.pinterest.com/

Pendekatan dialogis yang digagas oleh Paulo Freire dalam karyanya yang berjudul Pendidikan Kaum Tertindas (1970) menitikberatkan pada upaya memaknai proses pembelajaran yang membebaskan. Hal tersebut diartikan bahwasanya pendidikan adalah sarana untuk mencapai pembebasan manusia, tanpa adanya intimidasi atau penindasan secara terselubung yang mematikan kreatifitas berpikir siswa. 

Kecenderungan pendidikan yang bersifat menindas, dijelaskan oleh Freire sebagai sistem pendidikan "gaya bank" dengan menjadikan siswa terbatas ruang geraknya pada menerima, mencatat, dan menyimpan. 

Sedangkan guru merupakan sumber utama untuk mengisi pengetahuan kepada siswa yang diibaratkan sebagai deposit belaka. Demikianlah pendidikan hari ini yang pada umumnya melahirkan calon-calon guru bermental penindas yang kelak tak ubahnya berkuasa atas pengetahuan siswa. Tujuan pragmatis dikedepankan dengan tidak dilandasi niat yang baik untuk membentuk karakter bangsa dari jiwa-jiwa siswa tersebut.

Sehingga menjadi jelas persoalan karakter dan jati diri bangsa yang dibentuk dari pendidikan dengan perubahan kurikulum yang silih berganti, tetapi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal tersebut terjadi karena persoalan kurikulum dan proses perubahan revolusi pendidikan, merupakan suatu upaya sistematis dan terstruktur. 

Semua elemen dari pusat hingga pelaksana pendidikan di sekolah yakni guru dan murid harus bersinergi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Adanya ketimpangan dalam hal proses semisal proses penyampaian materi oleh guru yang kurang berkompeten terhadap keilmuannya, maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

 Karena mungkin siswa hanya disuruh menghafal dan mencatat, tanpa adanya inisiatif untuk membangun pola berpikir dan karakter siswa. Demikianlah pendidikan kaum tertindas yang menjadikan manusia menjadi asing akan realitas hidupnya, karena proses penyeragaman cara berpikir telah menjauhkan manusia akan penemuan jati dirinya sendiri.

Oleh karena itu, pendidikan dialogis yang ditawarkan Paulo Freire dengan menghadirkan dialog sebagai upaya penemuan makna diri sebagai manusia yang kritis dan memiliki daya untuk mencipta dan melakukan perubahan. Sehingga, adanya dialog diharapkan tidak ada lagi dominasi pengetahuan yang biasanya dilakukan oleh guru sebagai subjek dan murid sebagai objek yang pasif. 

Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika guru dan murid dapat saling menerima dan berusaha mendengarkan pendapat tanpa dilandasi struktur kelas sosial, jabatan, usia, etnis, golongan, dan lainnya. Sehingga, upaya eksklusifitas diri dalam belajar justru menjadikan seseorang menjadi asing akan lingkungannya.

Tantangan zaman yang berkembang pesat dengan perubahan orientasi budaya dan semakin terkikisnya karakter bangsa, maka perlunya pendidikan yang dialogis bagi generasi milenial untuk saling berdialog antara guru dan murid terkait materi pembelajaran yang sedang dikaji. 

Timbul adanya upaya saling belajar antara guru dan murid dalam memecahkan masalah, dengan inisiatif murid yang bersungguh-sungguh dalam belajar untuk meraih kemuliaan ilmu tanpa dilandasi tujuan pragmatis belaka, yang hanya berdasar pada pencapaian penilaian normatif. Sehingga, kecenderungan tersebut yang nantinya akan berefek pada kompetensi keilmuannya. 

Berkembangnya globalisasi juga berpengaruh terhadap pola pikir siswa yang cenderung pragmatis tanpa dilandasi nilai karakter. Berbagai upaya yang dilakukan hanya demi mendewakan nilai akhir sebagai pencapaian tujuan yang sebenarnya, tetapi secara keilmuan tidaklah berkompeten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun