Mohon tunggu...
Margo Budy Santoso
Margo Budy Santoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Sastra dan Bahasa Indonesia

Perkenalkan nama saya Margo Budy Santoso, saya memiliki hobi dalam menulis, entah menulis tentang diri sendiri atau lingkungan sekitar. Saya masih belajar dan akan terus mencoba berkembang, jangan sungkan untuk memberikan kritik serta saran yang membangun untuk diri saya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ada Apa, Manchester United?

14 November 2020   00:13 Diperbarui: 14 November 2020   00:25 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir memasuki tahun ke-8 untuk Manchester United sejak sepeninggalan pelatih legendarisnya Sir Alex Ferguson yang memutuskan untuk pensiun pada tahun 2013 silam. Manchester United sendiri sudah berganti pelatih kepala sebanyak 5 kali sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson. Pelatih yang menggantikan Sir Alex Ferguson juga tidak dapat dikatakan sebagai pelatih yang tidak berkompeten, Manchester United sewaktu itu mendatangkan sosok David Moyes yang disebut "The Chosen One" karena dipilih langsung oleh Sir Alex Ferguson untuk menggantikannya.

Lalu, ada sosok Ryan Giggs yang merupakan salah satu legenda Manchester United yang masuk menjadi pelatih sementara setelah pemecatan David Moyes dilakukan. Louis van Gaal yang pada saat itu tengah menangani Tim Nasional Belanda dan berhasil membawa Tim tersebut mencapai partai semi-final pada ajang Piala Dunia 2014 juga dipanggil oleh Manchester United untuk menjadi Pelatih Kepala.

Sepeninggalan Louis van Gaal, Manchester United membuat langkah yang mengejutkan dengan menunjuk Jose Mourinho, salah satu pelatih yang terkenal dengan "Play Victim" sesaat sebelum pertandingan dimulai. Jose Mourinho yang dinilai oleh manageman Manchester United kurang dalam memberikan dampak kesuksesan akhrinya harus pasrah terdepak oleh legenda Manchseter United lainnya, Ole Gunnar Solskjaer.

Saat ini Ole sendiri masih menangani Manchester United dengan bantuan bekas assisten pelatih yang juga pemain dari Sir Alex Ferguson, Mike Phelan. Pada saat awal permulaan Ole menangani Manchester United, ia menunjukan sebuah perubahan positif, dimana Manchester United mampu melakukan "come back" dramatis atas PSG di ajang Liga Champions Eropa hingga menembus putaran kedelapan. Munculnya bintang-bintang muda baru dari akademi Manchester United juga dikatakan sebagai dampak positif lainnya atas kedatangan salah satu legenda Manchester United tersebut.

Namun, setelah diangkatnya Ole Gunnar Solskjaer sebagai Pelatih Permanen. Konsistensi dan juga gairah dari pemainnya di awal kedatangan Ole sendiri mulai memudar. Berbagai asumsi kemudian muncul menyerang sosok Ole Gunnar Solskjaer yang dinilai sudah puas dengan jabatan Pelatih Permanen tersebut. Tidak tertinggal juga untuk para pemain Manchester United lainnya yang ikut terkena komentar pedas dari para Fans United sendiri, dimana para Fans United mengatakan jika pemain Manchester United tidak memiliki mental sama saat dulu diasuh oleh Sir Alex Ferguson.

Tidak ketinggalan pula, para petinggi Manchester United yang dinilai oleh fans tidak serius dalam menangani Manchester United, dimana para petinggi disebut lebih mementingkan komersil dari pada performa di atas lapangan itu sendiri.

Terbukti dengan sistem perekrutan pemain yang dilakukan oleh Manchester United terlihat begitu berantakan dan tidak berpola. Mulai saat masa kepelatihan David Moyes hingga saat ini dilatih oleh Ole Gunnar Solskjaer. Hal ini juga didukung dengan berbagai statment para pelatih Manchester United sebelumnya yang mulai membuka suara, pada saat wawancara dengan stasiun televisi.

Louis van Gaal hingga Jose Mourinho mengatakan jika saat mereka melatih Manchester United, mereka tidak pernah diberikan dukungan penuh dalam perihal perekrutan pemain. Para pelatih yang sudah memiliki daftar pemain yang ingin direkrut dibiarkan begitu saja, manageman Manchester United dikabarkan memiliki pemain incarannya sendiri guna menaikan nilai jual mereka di pasar.

Lalu, saat ini hal tersebut dikatakan masih berlangsung. Salah satu legenda Manchester United, Patrice Evra. Belakangan ini sering bersuara dengan keras mengenai keadaan Manchester United tersendiri.

Dimana ia mengatakan, jika manageman Manchester United tidak pernah mau belajar dan berubah. Pernyataan Patrice Evra sendiri seringkali dibantah oleh Ole Gunnar Solskjaer yang mengatakan bahwa dirinya saat ini sudah diberukan dukungan penuh oleh pihak manageman, dan ia hanya harus berusaha untuk memanfaatkan dan mengeluarkan potensi para pemain yang ia miliki saat ini.

Lantas dengan berbagai kepelikan yang terjadi di Manchester United sendiri, sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan Manchester United? Dan siapakah yang sepatutnya bertanggung jawab?

Apa yang terjadi dengan Manchester United saat ini hanyalah perihal perbedaan pandangan antara pihak manageman dengan pemain, staff dan juga fans. Yang dimana, sudah sangat terlihat jelas jika manageman ingin menaikan nilai jual Manchester United di pasaran untuk mendatangkan sponsor yang banyak.

Hal ini didasari oleh sikap manageman Manchester United sendiri, yang sedari tahun 2017 sudah menyatakan ingin mencari DoF guna mengurus perihal perekrutan pemain. Namun, hingga saat ini hal tersebut hanyalah omong kosong.

Manchester United saat ini hanya perlu berbenah dengan visi mereka sendiri dalam sepak bola, yang dimana sepak bola adalah dunia olahraga yang dimainkan untuk meraih kesuksesan dalam jumlah trophy yang dimenangkan.

Para pemain yang tidak memiliki gairah juga didasari oleh perilaku manageman sendiri yang tidak memiliki arah dan keseriusan dalam membangun kejayaan tim. Tentunya dengan pelatih yang juga bertanggung jawab untuk menanamkan mebtal bertarung untuk para pemain.

Pemain Manchester United pun tidak tertinggal oleh tanggung jawab mereka, dengan menunjukan etos dan semangat dalam keinginan meraih kemenangan juga perlu ditingkatkan. Para fans sendiri juga ikut andil dalam keadaan Manchester United ini, dimana kritik serta saran sangat diperlukan guna menyadarkan United yang sudah kehilangan arah dan visi dalam sepak bola.

Tentu, hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan masa kejayaan Manchester United di era Sir Alex Ferguson, karena hal itu pada saat ini hanyalah tinggal sebuah sejarah manis saja. Pastinya juga, para pemain, staff, petinggi hingga fans ingin Manchester United terus menerus mencatatkan sejarah manis dalam dunia sepak bola, bukan hanya sekedar mengenang dan melihat para rivalnya yang sudah lari jauh meninggalkan United.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun