Matamu menerawang, menulikan telinga dalam bibir yang berbuncah busa
Tuhan kini memanggilmu yang tengah duduk di bawah pohon hayati
Melalui angin lembut Dia menggantikan nafasmu yang mulai tersengal
Melaui bisik gerimis yang menancapkan jari-jari di punggung tua
Melaui cercah awan yang berayun pelan di barat bukit sana
Melalui sepi yang mulai merayapi hari-hari
Melalui hening yang bersetia kepada malam
Kini Tuhan memanggilmu, sayang
Memintamu menghentikan gerak segala rupa
Memintamu menyerahkan catatan dari sebongkah hati
Membawamu pulang ke asal
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!