Mohon tunggu...
Agung Alone
Agung Alone Mohon Tunggu... -

Kata-kata jangan jadikan duri. Jadikanlah ia sari pati. Twitter : @gustimargy Facebook : agung.katro.3

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tuhan Memberi Tanda-tanda

3 Desember 2016   08:33 Diperbarui: 3 Desember 2016   08:46 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan mengajarimu bicara kata-kata yang tak sanggup diartikan sewajarnya

Serupa bunyi-bunyi tanpa arti di bibirmu kali pertama memandang dunia

Tuhan melubangi telingamu dengan suara-suara yang tak mampu kau cerna

Serupa kalimat-kalimat tanya yang menggema kali pertama pendengaran ada

Tuhan mengajarimu menatap tanda-tanda yang tak jelas terbaca mata

Serupa warna pelangi yang menjelma siluet kali pertama mata terbuka

Seiring detak waktu yang mendaki tangga masa, kau pun tumbuh

Melewati gelombang ombak dan tikungan lembah pada gundukan usia

Melayarkan kata-kata menuju peradaban semestinya

Melabuhkan makna-makna pada dermaga di ujung senja

Di tepi samudera itu kau bersila menghitung rugi- laba perbekalan selanjutnya

Matamu menerawang, menulikan telinga dalam bibir yang berbuncah busa

Tuhan kini memanggilmu yang tengah duduk di bawah pohon hayati

Melalui angin lembut Dia menggantikan nafasmu yang mulai tersengal

Melaui bisik gerimis yang menancapkan jari-jari di punggung tua

Melaui cercah awan yang berayun pelan di barat bukit sana

Melalui sepi yang mulai merayapi hari-hari

Melalui hening yang bersetia kepada malam

Kini Tuhan memanggilmu, sayang

Memintamu menghentikan gerak segala rupa

Memintamu menyerahkan catatan dari sebongkah hati

Membawamu pulang ke asal

(Tangerang, 3 Desember 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun