Kau bilang bibirku ganas,
menyebar racun saat kau cium
Kau bilang tubuhku panas,
darahmu akan lumer saat menyentuh
Kau bilang mataku jeli,
terpikat pasti kau saat memandang
Kau bilang jariku lentik,
terpantik api asmaramu saat memegang
Kau bilang kulitku mulus,
melicinkan syahwat lelaki yang haus
Kau bilang pelukanku maut
sangggup lolosi baut sikumu hingga lutut
Terserah, kau bilang apa tentangku,
bibirku takkan protes. mataku tak melotot.
jariku takkan mencakar. tak mencekikmu.
hanya pasrah saat celanamu melorot.
Tapi tahukah, aku juga punya sisi hati
yang terluka kala kau tinggal begitu rupa
meninggalkan perih yang kukempit di
selangkangan hayat?
Tahukah kamu, tentang perasaan yang hampa.
gelap masa depan. dan  dendam yang entah.
mengisi hari hari anyir. dengan langkah getir.
tanpa akhir. yang disandang takdir?
(Tangerang, 2 Desember 2016)