Mohon tunggu...
Agung Alone
Agung Alone Mohon Tunggu... -

Kata-kata jangan jadikan duri. Jadikanlah ia sari pati. Twitter : @gustimargy Facebook : agung.katro.3

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Filosofi Semut

1 Desember 2016   05:01 Diperbarui: 1 Desember 2016   06:52 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka adalah semut-semut

Yang mencari gula-gula

Berjalan berduyun-duyun

Bergandengan tangan

Langkahnya adalah zikir tanpa akhir

Pandangannya lurus ke titik nazar

Menggemakan asma-asma

Berharap dan berserah pada takdir

Semut-semut itu terus berjalan

Berzikir tanpa akhir

Tak peduli luka kaki

Tak peduli panas hujan

Mereka hanya peduli satu hal:

Nasib berubah manis berkah

Hidup terjamin, atau mati berharga

Sebagai pejuang cita-cita

(Tangerang, 1 Desember 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun