Mohon tunggu...
Agung Alone
Agung Alone Mohon Tunggu... -

Kata-kata jangan jadikan duri. Jadikanlah ia sari pati. Twitter : @gustimargy Facebook : agung.katro.3

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kartini, Marsinah, dan Aku

1 Mei 2015   09:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mei menghias mega mendung

mengharukan awan dan raut muka kelabuku

di pojok pabrik tak bernama, simpuhku kelu:

terkenang darah dan peluh ibu

--

Aku berlari dalam sunyi kata-kata

menghampiri luka yang masih merah itu

--

Derai doa-doaku bercampur gerimis tangis pagi

aku terbakar rindu

kepada senja yang terpotong belati penguasa

entah malam apa ini?

rembulan masih tidur berselimut kabut pekat malam

entah sampai kapan

--

Bangunlah dari tidur panjangmu para wanita

jangan mati bersama mimpi dingin ini

hitam hanya kenangan yang belum kita warnai

dengan kuas emansipasi

: bukankah Kartini...Marsinah...adalah foto kita

yang terbingkai di sisi cermin masa lalu?

--

Kembali aku, laki-laki yang perasa ini, bersimpuh

di nisan sejarah

yang terluka

--

Kubaluri kanvas putih yang menghampar di depan

dengan meminjam tangan lentikmu

dalam dominan warna biru, agar kau tahu

kuhidupkan selalu inspirasimu itu!

(Mayday, 1 May 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun