(Terinspirasi tulisan Susi Pudjiastitu dan Sarjana Kertas” Daniel Ht.)
Sekian tahun ijazahku masih perawan
belum satu pun instansi menikahkan
dengan posisi jabatan sering kulamar
bukan diam ijazahku melayang layang
ke seluruh formasi gang gang lowongan
mencari kasih ke celah laci meja personalia
--
ijazah nyatanya cuma belenggu dan ikatan
menyekap status di ruang pengap penuh lilitan
--
Tuhan jangan biarkan aku dimainkan nasib hitam
Tuhan sayang sekali saja aku ingin beruntung
jangan relakan takdirku dirundung buntung
ubahlah ijazah ini menjadi peluang uang
--
bukan kakiku tak hendak giat berangkat
bukan tanganku patuh menggenggam udara
aku bosan menggeliat, menggelepar
aku mual menghisap debu sindiran
orang-orang hilang kesadaran
--
akan kusobek sobek ijazah sialan
belum seorang pun melirik naksir,
akan kubakar ukiran aksara gelar
meski kegadizan ijazah masih orisinil,
tidak guna lembar kertas bangsat ini
kalau hanya menyandera diri
(Boyolali, 1996)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H