Mohon tunggu...
Margita Widiyatmaka
Margita Widiyatmaka Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya seorang pembelajar. Pembelajar apa saja yang dapat saya jadikan bahan pembelajaran, untuk memahami kehidupan dan memaknainya dengan cara yang baik dan penuh keindahan. Hobi utama saya bertualang dalam dunia nyata maupun maya (internet), menulis maupun mohon saran/tanggapan, menulis puisi atau apa saja yang bisa saya tulis berdasarkan pengalaman dan informasi. Mudah-mudahan puisi/tulisan saya bisa menjadi sesuatu yang bernilai atau bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Jadi Ke-185 Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 Momentum Tumbuhkembangkan Potensi Lokal

29 Mei 2016   14:59 Diperbarui: 29 Mei 2016   18:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat (27/5),  sekitar 60 (enam puluh) pelajar tampil "njathil" (menari jathilan) secara kolosal, sebelum pelaksanaan upacara Hari Jadi Ke-185 Kabupaten Gunungkidul. Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Haryo Paku Alam X, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ucapan selamat datang dalam bahasa Jawa ("atur pambagya") disampaikan Bupati Gunungkidul atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (yang diwakili Wakil Gubernur), para Bupati/Walikota dilingkup Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, serta segenap tamu undangan.

Bertitik-tolak dari tema yang ditetapkan Panitia Hari Jadi "Gunungkidul Sejahtera, Kita Bangun Gunungkidul Dengan Potensi Lokal Yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Maju, dan Mandiri". Bupati menegaskan pernyataannya dalam bahasa Jawa seperti ini :

"Adhedhasar tema menika, Pemerintah lan sedaya warganing masyarakat sampun gumolonging manah lan siyaga makarya kangge mbudidaya ngrembakaken sedaya potensi ingkang wonten ing Gunungkidul, matemah saget murakabi dhumateng sakehing masyarakat ingkang majeng, mandiri, lan raharja".

Maksudnya adalah bahwa berdasar tema tersebut Pemerintah dan seluruh warga masyarakat sudah seia-sekata (sehati) dan siap bekerja/berkarya untuk berdaya-upaya menumbuhkembangkan semua potensi yang ada di Gunungkidul, sehingga bisa mencukupi sebanyak-banyaknya masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera.

Bupati melanjutkan sambutannya, " ... sedaya potensi lokal saget dados sumbering perekonomian warga Gunungkidul, menawi saget ngrembakaken. Kados dene potensi pariwisata alam ing pesisir kidul ingkang ing wekdal menika sampun dados ikon pariwisata ing wewengkon Ngayogyakarta. Kanthi menika kulo mbok menawi saget mestani bilih pesisir kidul sisih barat saget dados halaman depan Kabupaten Gunungkidul.... mbudidaya supados 'halaman depan' Kabupaten Gunungkidul sageta katata lan kangrembakaken kanthi leres, lan ayem..  Kawula nyuwun kawigatosan lan panyengkuyung Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta lumantar peranganipun Pemerintah Daerah-daerah Istimewa Yogyakarta kangge rancangan pranata lan ngrembakakaken potensi lokal ing Gunungkidul, dadosna menika lumantar program, beya, lan iguh-pratikel. Ing pangajab, sedaya potensi ing Gunungkidul samangke sageta nggadhahi daya saing ingkang kiyat kangge nuwuhaken cambah sosial-ekonomi. 

Dhumateng kadang-kadang pemerintahan ing wewengkon Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, lan Jawa Timur, ingkang sampun anggadhahi sesambetan rumaket " kaliyan Kabupaten Gunungkidul, kula ugi nyuwun tambahe donga pangestu lan panyengkuyung lumantar kerjasama ingkang kabangun kangge mujudaken tuwuh-rembakanipun wewengkon kita. .....  sedaya warganing masyarakat ing wewengkon Kabupaten Gunungkidul, sumangga kita makarya saiyeg saeka kapti, rangkul-rinangkul ing bot-repot, kangge mbangun masyarakat Gunungkidul ingkang majeng, mandiri, tata-titi-tentrem, lan raharja."

Terjemahan sambutan Bupati :. " ... semua potensi lokal dapat menjadi sumber perekonomian warga Gunungkidul, apabila dapat ditumbuhkembangkan. Seperti potensi pariwisata alam di pantai selatan yang saat ini sudah jadi ikon pariwisata di wilayah Yogyakarta. Untuk itu kami barangkali dapat mengatakan  bahwa pantai selatan sebelah barat dapat menjadi halaman depan Kabupaten Gunungkidul. ... berdaya-upaya agar 'halaman depan' Kabupaten Gunungkidul bisa ditata dan ditumbuhkembangkan dengan benar, dan tanpa gejolak ... . Kami mohon perhatian dan dukungan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta melalui perangkat-perangkatnya (DIY) untuk Rancangan Peraturan Daerah dalam menumbuhkembangkan potensi lokal di Gunungkidul dengan program, biaya, dan pikiran. 

Mudah-mudahan  semua potensi di Gunungkidul  nantinya bisa memiliki daya saing yang kuat untuk menumbuhkan dasar sosial-ekonomi. Kepada rekan-rekan pemerintahan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur  yang sudah menjalin hubungan dekat dengan Kabupaten Gunungkidul; kami juga mohon tambah doa restu,dan dukungan melalui kerjasama yang dibangun untuk mewujudkan tumbuh kembang wilayah kita. ... Kepada semua warga masyarakat di wilayah Kabupaten Gunungkidul, mari kita bekerja/berkarya sama-sama satu tujuan, bahu-membahu dalam semua bidang/masalah, untuk  membangun masyarakat Gunungkidul yang maju, mandiri, tertata dalam situasi aman dan damai, serta sejahtera."

Wakil Gubernur yang membacakan sambutan Gubernur banyak menyampaikan konsep-konsep Jawa terkait dengan "tema" (Jawa : "Sesanti") Hari Jadi Ke-185 kabupaten Gunungkidul Tahun 2016. Konsep masyarakat maju dan mandiri dimaknai sebagai salah satu kehendak untuk mewujudkan hidup yang "tata-titi-tentrem, karta, raharja, panjang-punjung, pasir-wukir, gemah-ripah, loh-jinawi"

Beliau sampaikan juga bahwa DHAKSINARGA BHUMIKARTA (Gunungkidul) dari bahasa Sansekerta bermakna bumi di sebelah selatan gunung, atau makna selengkapnya adalah bumi di sebelah selatan pegunungan seribu, di sebelah timur Sungai Opak. Keberadaan 2 (dua) buah keris pusaka tombak, Kanjeng Kiai Panjala Panjul, dan Kanjeng Kiai Marga Salurung diiringi payung agung Kiai Robyong (kesemuanya pemberian Kraton Yogyakarta), yang dikirabkan dalam prosesi upacara, bukan hanya sekedar untuk alat senjata apalagi untuk tujuan tertentu (sarana), tetapi mengandung makna yang dalam, yakni perwatakan mulia, seperti "semuh", "sengguh", dan "tangguh".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun