Mohon tunggu...
margie tumewu
margie tumewu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontemplasi AHY dalam Merawat Kebhinnekaan

18 Januari 2018   20:35 Diperbarui: 18 Januari 2018   21:28 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas itu, publik terus diramaikan dengan pemberitaan AHY di sejumlah media terkait kehadirannya dalam kuliah umum di sejumlah kampus di pelosok negeri. Yang pasti, kemunculan lembaga tersebut membuat langkahnya semakin fleksibel menjangkau anak muda di berbagai kampus, untuk ikut membangkitkan semangat pemuda dalam menggapai "Indonesia Emas 2045".

Bagi saya, lewat The Yudhoyono Institute, AHY mampu 'memoles' dirinya tidak saja menjadi lebih matang, namun juga lebih terukur.

Tolak ukurnya saat publik kembali dikejutkan dengan kehadirannya dalam pelantikan Gubernur dan Wakil gubernur terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Istana Presiden (16/10/2017). Di situ, AHY tegar mengucapkan selamat kepada keduanya. (Lihat: Agus Yudhoyono Ucapkan Selamat Kepada Anies-Sandi )

Langkah catur AHY tidak hanya itu. Publik kembali dikejutkan saat AHY menemui Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sehari setelah kehadirannya di pelantikan Anies-Sandi (17/10/2017). (Lihat: Temui Ahok di Mako Brimob, Agus Yudhoyono Berbagi Cerita dan Doa )

Dari dua langkah tersebut, apa yang diraih AHY? Pujian terhadap dirinya kembali bergema. Publik merespon dengan memberi applause terhadap langkah briliant AHY, yang dianggap berhasil move on dari sepak terjang Pilkada DKI yang mengharu biru, dan masih terasa hingga kini.

AHY dipuji karena membawa 'suasana dingin' usai panasnya pertarungan Pilkada DKI yang menggunakan segala daya upaya dan cara untuk saling menjegal. Termasuk memainkan isu SARA yang bahkan hingga kini masih terasa. Dan AHY dianggap sebagai salah satu simbol yang menjadi pemersatu.

Tak heran jika sikap dan langkah yang diambil AHY itu, Kantor Berita Politik Rakyat Merdeka Online (RMOL) mengganjar AHY dengan "Democracy Award", lewat acara bertajuk "Malam Budaya Manusia Bintang" pada 29 Juli 2017 lalu.

Kantor Berita Politik RMOL menilai, AHY sebagai tokoh muda di dunia politik telah berkontribusi penuh mewujudkan demokrasi Indonesia yang baik di Pilkada DKI Jakarta.

Dalam pidato politiknya pada acara tersebut, AHY mengutip sebuah kalimat bijak dari Mahatma Gandhi tentang keberagaman: "Our ability to reach unity in diversity will be the beauty and the test of our civilization".

'Kalimat itu dapat dimaknai bahwa sesungguhnya kemampuan kita untuk dapat bersatu dalam perbedaan dan kemajemukan, akan menentukan seberapa tinggi peradaban bangsa Indonesia, hari ini dan selamanya," urainya malam itu.

Masih menurut AHY, Bangsa Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa besar yang sangat majemuk. Sulit mencari bandingannya: 17 ribu lebih pulau, terbagi ke dalam tiga zona waktu, tergelar dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote, di mana dihuni oleh 250 juta jiwa dengan beragam latar belakang suku, etnis, agama dan budaya. Itu semua tentu melahirkan kemajemukan dalam perspektif atau cara pandang dan keyakinan atau belief.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun