Mohon tunggu...
Margaretha Sekar Putri
Margaretha Sekar Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai konten tentang pendidikan dan juga K-Pop

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pola Asuh Otoriter terhadap Perkembangan Sosio-Emosional Anak: Zaman Kita Bisa Disamakan?

13 Juni 2023   10:46 Diperbarui: 13 Juni 2023   10:54 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dictio.id/t/pola-asuh-otoriter-akan-merusak-mental-anak/162493

Orang tua secara tidak langsung menjadi model atau pemimpin dan mereka akan mengikuti peraturan yang diberikan. Lalu, bila orang tua tidak dapat memberikan hal tersebut, dari mana mereka akan belajar? Hal ini sejalan dengan teori dari perkembangan anak menurut Jean Piaget, anak masih membutuhkan contoh konkret dalam proses belajarnya.  

Orang tua cenderung hanya memberikan komando tanpa memberikan penjelasan akibat dari aturan tersebut dan ketika anak melanggar aturan yang sudah ada orang tua hanya akan melihat kesalahan yang diperbuat, padahal mereka sendiri belum tentu bisa memberikan contoh kepada anak. Sehingga anak hanya menjalankan aturan tanpa mempertanyakan kebenarannya. 

Mereka menjalankan aturan hanya karena mereka takut dimarahi oleh orang tua. Anak yang hanya terus menerus diberikan aturan, kebanyakan akan tumbuh menjadi anak yang kurang inisiatif, menjadi tidak disiplin, cenderung ragu, dan mudah gugup. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak yang diperkuat dengan hasil penelitian yang terdapat dalam Okorodudu,2010 banyak penemuan anak laki-laki yang dididik menggunakan pola asuh otoriter memiliki kemungkinan untuk berperilaku agresif.  

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran. Cara kita mendidik anak tidak dapat kita samakan dengan apa yang orang tua terima dulu. Pola asuh yang baik adalah pola asuh yang sesuai dengan konsep dasar atau tahap tumbuh kembang anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Orang tua harus menyadari bahwa anak adalah manusia utuh yang memiliki kebebasan dan kemampuan yang berbeda dengan manusia lainnya.

DAFTAR REFERENSI

Andriani, M. W., & Hariyani, Y. (2022). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Sosio-emosional Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman, 8(1), 41-47.

Latifah, U. (2017). Aspek perkembangan pada anak Sekolah Dasar: Masalah dan perkembangannya. Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 1(2), 185-196.

Santrock, J. W., Sumiharti, Y., Sinaga, H., Damanik, J., & Chusairi, A. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.

Suteja, J., & Yusriah, Y. (2017). Dampak pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial-emosional anak. AWLADY: Jurnal Pendidikan Anak, 3(1).

Taib, B., Ummah, D. M., & Bun, Y. (2020). Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Perkembangan Moral Anak. Jurnal Ilmiah Cahaya Paud, 2(2), 128-137.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun