Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kapan Pelajar Butuh Tidur dan Terjaga?

12 Maret 2023   23:55 Diperbarui: 15 November 2023   20:18 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain bola (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Semua elemen perilaku kesehatan ini saling mempengaruhi satu sama lain (codependent). Ketika seseorang merubah satu aspek perilaku kesehatan, maka akan berdampak pada aspek kesehatan lainnya.

Tapi juga perlu diingat, one size does not fit all. Maka, kita perlu memahami variasi cara mencapai kesehatan.

Dumuid menemukan bahwa untuk mencapai tingkat kesehatan tertentu, perubahan pada satu perilaku dapat dikompensasi dengan penambahan atau pengurangan aspek perilaku lainnya.

Ada beberapa alternatif untuk mengoptimalisasi kesehatan fisik. Misalkan, orang yang tidurnya berkurang harus mengimbangi dengan memperbanyak makanan sehat (kurangi mengemil dan minuman manis); menambah waktu untuk beraktivitas fisik, momen pribadi/saat teduh, dan mengerjakan tugas sekolah; dan mengurangi waktu screentime, bersosialisasi serta merawat diri.

Dari riset ini, mereka juga membuat aplikasi gratis yang bisa digunakan orang untuk merancang perubahan perilaku sehatnya (https://tystan.shinyapps.io/behaviourchange/).

Bagaimana di Indonesia?

Dapat dipahami bahwa formula goldilocks day disusun dengan menggunakan pendekatan riset, juga perlu mengapresiasi variasi perilaku sehat, serta menyesuaikan dengan kondisi dan situasi konteksnya.

Panduan goldilocks day sangat penting untuk bisa dikembangkan saat ini di Indonesia, terutama agar digunakan sebagai pedoman perancangan kegiatan anak-remaja usia sekolah di sekolah dan di luar sekolah (termasuk di keluarga dan komunitas).

Dimulai dari dunia pendidikan, sekolah perlu mampu merancang berbagai aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan proporsi jam bergerak dan duduk pasif, serta memastikan terpenuhinya variasi gerak dari intensitas ringan, menengah hingga berat.

Selain itu, dunia pendidikan perlu lebih sadar mengakomodasi hubungan yang saling mempengaruhi antara perilaku sehat dengan proses belajar akademik.

Untuk mampu belajar, setiap pelajar bukan hanya membutuhkan kurikulum dan fasilitas belajar, tapi juga perlu didukung dengan pengembangan kemampuan pengelolaan waktu untuk mencapai kesehatan diri-dari pola hidup aktif, tidur sehat, konsumsi sehat, mengurangi screentime, regulasi emosi dan pengelolaan problem psikologisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun