Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tao Te Ching (Bab 38 - 60)

9 April 2022   16:03 Diperbarui: 11 April 2022   19:30 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://theculturetrip.com/asia/china/articles/action-in-inaction-the-taoist-philosophy-of-wu-wei/

Istana di bangun bermegah-megah.
Ladang sawah diabaikan tumbuh ilalang.
Lumbung dibiarkan kosong.
Bangsawan berjubah kemewahan, menyelipkan pedang mahal,
minum dan makan berlebih-lebih.
Memajang kekayaan seperti pencuri tidak tahu malu.

Tindakan seperti ini pastilah bukan Tao.

Bab 54. Membangun dengan kokoh

Membangun dengan kokoh, maka tak akan dapat dicabut.
Memegang dengan erat, maka tak akan dapat dilucuti.
Memuliakan nenek-moyang, maka keturunanmu tak akan berakhir.

Tanamkan dalam diri, kebajikannya harus murni.
Tanamkan di keluarga, kebajikannya harus berlimpah.
Tanamkan di desa, kebajikannya harus langgeng.
Tanamkan di negara, kebajikannya harus makmur
Tanamkan di dunia, kebajikannya harus universal.

Maka,
Mawas diri dari kebajikan diri,
Mawas diri dari kebajikan keluarga,
Mawas diri dari kebajikan desa,
Mawas diri dari kebajikan negara,
Mawas diri dari kebajikan dunia.

Bagaimana saya memahami situasi dunia?
dengan cara ini.

Bab 55. Kebajikan Bayi

Seseorang yang dipenuhi dengan kebajikan Tao mirip seperti bayi yang baru lahir.
Tawon dan Kalajengking tidak dapat menyengat,
ular berbisa tidak dapat mematuk,
binatang buas tidak dapat menerkam,
burung elang dan rajawali kukunya tidak dapat mencengkeram.

Walaupun tulangnya masih lembek dan urat-uratnya masih lemah,
tetapi cengkeramannya kuat.
Walaupun belum memahami tentang sifat jantan dan betina,
tetapi tubuhnya telah tersedia dengan lengkap.
Sepanjang hari menangis tetapi tidak serak.
Inilah keselarasan yang sempurna.

Mengetahui keselarasan (harmoni) adalah mengikuti hukum (alam) abadi.
Mengenal hukum (alam) abadi adalah tercerahkan (bijaksana).
Memelihara kehidupan adalah pertanda baik.
Mengarahkan Qi dengan senegap pikiran-hati dilakukan untuk memperoleh (daya) kekuatan.

Segala yang terlalu kuat, akan menua dengan cepat,
itu tidak mengikuti Tao.
Yang tidak mengikuti Tao, akan musnah lebih awal.

Bab 56. Orang Bijak

Yang bijak tidak berbicara,
yang bicara tidak bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun