Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tao Te Ching (Bab 21-37)

20 Maret 2022   20:29 Diperbarui: 11 April 2022   19:28 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://theculturetrip.com/asia/china/articles/action-in-inaction-the-taoist-philosophy-of-wu-wei/

Chapter 25. Tao bersifat samar

Ada sesuatu yang sifatnya samar,
ia telah ada sebelum Langit dan Bumi.
Sifatnya sunyi dan tak berbentuk,
Bebas dan kekal,
Meliputi semua dan bergerak tak henti,
Sehingga disebut sebagai Ibu (asal) alam semesta.

Aku tak mengetahui namanya, aku menyebutnya Tao,
Dari sifatnya itu, aku menamakannya maha besar.
Maha besar dapat mencapai dimana-mana,
dapat mencapai dimana-mana, maka berpetualang jauh,
berpetualang jauh, maka dapat kembali pula.

Maka,
Di alam semesta ini ada empat besar,
Manusia adalah salah satunya.

Manusia turut aturan Bumi,
Bumi turut aturan Langit,
Langit turut aturan Jalan Tao,
Tao turut aturannya sendiri.

Bab 26. Orang Bijak memanggul perbekalan berat tak terpisahkan dari Tao

Berat menjadi akar dari ringan.
Diam adalah tuan dari gerak.

Itu sebabnya,
bagaikan tentara yang berjalan tak terpisahkan dari perbekalannya yang berat.
Hanya ketika aman di dalam rumah besarnya (benteng), ia bisa tenang dan beristirahat.

Tapi mengapa pemimpin dengan sepuluh ribu kereta perang
memandang ringan dirinya atau wilayahnya?
Karena, yang memandang ringan segera kehilangan pokok,
yang terburu-buru segera kehilangan kendali.

Bab 27. Pemahaman tersembunyi dalam Tao

Yang mahir berjalan tidak meninggalkan bekas.
Yang mahir bicara tidak dapat dicari kesalahannya.
Yang mahir berhitung tidak perlu memakai mesin hitung.
Yang mahir menutup tidak perlu memakai kunci/palang pintu tetap tak dapat dibuka.
Yang mahir mengikat tanpa tali tetap tak dapat terlepas.

Maka,
seorang Bijak mahir menjaga orang,
karena tidak ada siapapun yang diabaikan sia-sia.
Orang Bijak selalu mahir menjaga segala hal,
karena tidak ada hal yang diabaikan sia-sia.
Inilah pemahaman yang tersembunyi.

Karena,
orang mahir adalah guru bagi orang yang tidak mahir,
Yang tidak mahir adalah cermin bagi yang mahir.
Mereka yang tidak menghargai guru, atau tidak bercermin,
walaupun pandai tapi akan tersesat.
Inilah kunci dari misteri.

Bab 28. Tahu diri sesuai Kebijakan Utama abadi Tao

Mereka yang mengetahui sifat laki-laki, tapi menghidupi sifat perempuan,
akan berada di lembah dunia.
Berada di lembah dunia maka tidak akan terpisah dari Kebajikan yang kekal,
Maka dapat kembali pada sifat anak-anak (sifat sewajarnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun