Terlepas baik dan buruk dampak pornografi, sebaiknya seseorang perlu melakukan refleksi diri ketika menggunakan layanan pornografi agar tidak terhanyut dalam konsumsinya.
Perilaku menonton pornografi secara rutin dan disertai dengan masturbasi sangat beresiko merubah cara pandang terhadap seks, perilaku seks dan tuntutan seks terhadap pasangan. Konsumsi pornografi seperti ini beresiko memunculkan ketergantungan pornografi (porn addiction) dan adiksi seks (sex addiction).
Jika dirasakan dampak negatif mulai muncul dan mengganggu kendali diri serta relasi, sebaiknya individu segera mencari bantuan profesional untuk menghentikan ketergantungannya pada pornografi.
Bersambung di tulisan Pendidikan seks mencegah ketergantungan pornografi, bukan penyangkalan.
Penulis: Margaretha
Pengajar Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Sedang menempuh studi lanjut di the University of Melbourne dalam bidang Kesehatan Mental.
Tulisan ini diinspirasi dari proyek dan documenter dari Brain Heart World (https://brainheartworld.org) yang berjuang untuk mempromosikan pemahaman bahaya dampak pornografi di masa sekarang. Brain Heart World disusun oleh Fight The New Drug.
Referensi:
Berkshire, G. (2015). "Sundance Film Review: 'Hot Girls Wanted'". Variety. Diakses Februari 2021.
Brain Heart World (2020). How porn affects brain, relationships and the society. Diakses Januari 2021 dari brainheartworld.org
Diamond, M., Jozifkova, E., & Weiss, P. (2010). Pornography and sex crimes in the Czech Republic. Archives of Sexual Behavior. Diakses dari http://www.hawaii.edu/PCSS/biblio/articles/2010to2014/2010-porn-in-czech-republic.html pada Februari 2021.
Fight the new drugs (2020). How many people are on porn? Diakses Januari 2021 dari fightthenewdrug.org
Gottman (2016). An open letter to porn. Diakses pada Januari 2021 dari gottman.com