Saya menginjakkan kaki di Korea Selatan untuk melanjutkan studi saya di program magister (S2) di salah satu universitas di Korea Selatan. Sama seperti kampus-kampus pada umumnya di berbagai belahan dunia, universitas di Korea Selatan juga memberikan orientasi kepada mahasiswa-mahasiswa barunya. Pada artikel kali ini, saya akan berbagi pengalaman saya sebagai mahasiswi baru program magister di universitas K di Seoul, Korea Selatan.
[caption id="attachment_321330" align="aligncenter" width="450" caption="KHU"][/caption]
Orientasi dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat dan dijadwalkan akan selesai pada pukul 17.00 waktu setempat. Di Korea Selatan, semua acara dimulai tepat waktu dan tidak dikenal istilah 'ngaret' seperti lazimnya yang terjadi di Indonesia. Pada awalnya saya pikir orientasi akan disampaikan dalam bahasa Inggris karena pesertanya adalah mahasiswa asing dalam program magister dan doktor. Namun ternyata semenjak awal, orientasi dimulai dengan bahasa Korea, sehingga mau tidak mau jika ingin masuk ke universitas di Korea Selatan harus bisa berbahasa Korea karena pengenalan kampus pun disampaikan dalam bahasa Korea. Orientasinya pun hanya berupa pengenalan kampus.
[caption id="attachment_321332" align="aligncenter" width="451" caption="Salah Satu Buku Panduan"]
Acara orientasi tentu saja dibuka dengan pidato pembuka dari Dekan. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan kampus oleh senior mahasiswa asing dan pegawai kantor administrasi. Presentasi pertama adalah penjelasan mengenai kehidupan yuhaksaeng/유학생 (mahasiswa yang kuliah di luar negaranya sendiri). Kami dijelaskan bagaimana seorang yuhaksaeng bisa belajar, beradaptasi dengan lingkungan, dan mendapatkan teman baru. Kami juga dijelaskan mengenai budaya senior-junior yang sangat kental di Korea Selatan dan juga mengenai budaya minum di Korea Selatan. Presentasi kedua adalah mengenai kehidupan perkuliahan. Mereka menjelaskan mengenai cara menulis makalah dan tesis di dalam dunia perkuliahan, kemudian cara memilih mata kuliah. Program magister dapat lulus dengan nilai minimal B- dan 24 sks (tidak termasuk tesis) dalam 2 tahun, sedangkan program doktor doktor dapat lulus dengan nilai minimal B- dan 36 sks (tidak termasuk tesis) dalam 2 tahun. Dijelaskan pula mengenai cara-cara mendapatkan beasiswa di kampus K tersebut. Setelah kedua presentasi itu selesai, senior mahasiswa asing menyiapkan makanan ringan dan minuman untuk kami, para mahasiswa baru.
[caption id="attachment_321334" align="aligncenter" width="450" caption="Makanan Ringan Korea"]
Kami diberikan waktu istirahat 20 menit untuk menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh senior kami. Selanjutnya adalah kuliah umum dari profesor mengenai pelecehan seksual. Hal ini yang tidak ada di orientasi di Indonesia pada saat saya kuliah S1 dahulu. Dalam kuliah umum ini, mahasiswa asing diajarkan untuk mengenal apa itu pelecehan seksual dan bagaimana menghadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Kami diajarkan bagaimana pula mengenali korban pelecehan seksual di sekitar dan bagaimana membantu mereka. Kami diberikan peluit yang berguna apabila kami dilecehkan oleh orang lain. Kami juga dibekali dengan alamat dan nomor telepon polisi untuk melapor apabila terkena pelecehan seksual. Ini adalah kuliah yang sangat berguna, terutama bagi mahasiswa asing yang belum mengenali lingkungan di sekitarnya.
Presentasi terakhir adalah mengenai asuransi bagi mahasiswa. Kampus menyediakan asuransi kesehatan bagi mahasiswa dan mahasiswa harus mendaftar agar kesehatannya terjamin. Ini merupakan hal lain lagi yang baru saya ketahui. Dengan adanya asuransi ini, kami sebagai mahasiswa tidak harus pusing apabila sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Setelah presentasi ini selesai, kami pun bisa pulang lebih awal pada pukul 16.00.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H