Mohon tunggu...
Margareta Siska
Margareta Siska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Telan lah egomu, sebelum ego menelanmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Tanda Menurut Charles William Morris

6 November 2024   14:59 Diperbarui: 6 November 2024   15:09 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Charles William Morris adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam pegembangan semiotika modern. Menurut Morris, semiotika adalah kajian yang membahas tentang perilaku atau science of behavior. Morris menyebutkan bahwa semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion. Semiotika memiliki ruang lingkup yang luas, merentang dari bahasa hingga komunikasi. 

Lingkup semiotika menurut moris dapat dilihat ruang sempit atau luas dibandingkan ilmu tentang tanda yang dikemukakan oleh Pierce. Menurut Morris tanda adalah unit dasar dalam semiotika. Gagasan Charles Morris terhadap tanda ada 3 yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik, ketiga konsep ini disebut dengan elemen hubungan semiosis. 

Semiosis adalah suatu istilah yang dibuat oleh Pierce kemudian didefinisikan kembali oleh Morris sebagai suatu proses tanda, yakni proses terjadinya sesuatu menjadi suatu tanda bagi sebagian organisme. Ketiga komponen semiosis ini disebut juga sebagai sarana tanda (the sign vehicle), yang dituju (the designatum), dan penafsir (the interpreter).

Pada artikel ini akan membahas mengenai sistem tanda menurut Morris, dengan fokus pada tiga aspek utama: sintaksis, semantik, dan pragmatik.

Sintaksis adalah studi tentang hubungan antar tanda satu sama lain yang membuat garis besar dari hubungan tanda dengan objek atau penafsir. Sintaksis dalam semiotika Morris berkaitan dengan hubungan formal antara tanda-tanda itu sendiri. Ini mencakup aturan-aturan gramatikal, logika, dan sintaksis yang mengatur bagaimana tanda-tanda dapat digabungkan dan membentuk struktur. Sintaksis juga mengkaji pola-pola dan hubungan antara tanda-tanda dalam suatu sistem tanda.

Morris mendefinisikan semantik sebagai hubungan tanda dengan penunjukkannya yaitu objek yang ditandainya. Ini mencakup makna atau referensi yang terkandung dalam suatu tanda. Semantik juga mengkaji bagaimana tanda-tanda memperoleh makna dan bagaimana makna tersebut dapat berubah seiring waktu dan konteks. Misalnya kata "meja" merupakan objek yang merujuk pada bentuk fisik yang biasa digunakan untuk meletakkan barang. 

Makna kata "meja" dapat berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam konteks pertukangan, "meja" mungkin merujuk pada jenis kayu tertentu, sedangkan dalam konteks seni, "meja" mungkin merujuk pada sebuah karya seni.

Pragmatik adalah aspek semiotika yang berkaitan dengan hubungan antara tanda, pengguna tanda, dan konteks penggunaan. Ini mencakup bagaimana tanda-tanda digunakan dalam situasi komunikasi yang konkret dan bagaimana makna tanda dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti niat pembicara, pengetahuan bersama, dan konteks sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun