Mohon tunggu...
Margareta Siska
Margareta Siska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Telan lah egomu, sebelum ego menelanmu

Selanjutnya

Tutup

Book

Hujan Bulan Juni: Sebuah Kisah Cinta yang Rumit

26 Juni 2023   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2023   09:09 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul novel "Hujan Bulan Juni" mengacu pada sebuah karya sastra yang populer di Indonesia. Ditulis oleh Sapardi Djoko Damono, novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2014 dengan lima bab dan telah meraih banyak apresiasi dan penghargaan. "Hujan Bulan Juni" adalah sebuah novel yang menggambarkan kisah cinta dan kehidupan seorang pria bernama Sarwono. Ia merupakan seorang dosen muda di Universitas Indonesia yang memiliki hobi menulis puisi, puisinya seringkali diterbitkan pada surat kabar. Dalam novel ini diceritakan bahwa Sarwono menyukai seorang wanita yang tidak lain adalah adik temannya, wanita berdarah batak jawa ini bernama Pinkan. Karena perbedaan suku, adat, budaya dan agama antara Pinkan dan Sarwono membuat hubungan asmara keduanya begitu rumit. Meskipun demikian Sarwono memiliki tekad yang kuat untuk terus mencintai Pinkan begitu juga sebaliknya.

Sapardi Djoko Damono menggambarkan karakter yang kuat dan kompleks dalam novel ini. Setiap karakter memiliki latar belakang yang menarik, sehingga pembaca dapat merasakan perjalanan hidup mereka. Salah satu aspek menarik dari novel ini adalah karakter Sarwono yang rumit dan kompleks. Ia adalah seorang individu yang peka terhadap perasaan dan memiliki kemampuan merenung yang mendalam. Pembaca dapat merasakan kebahagiaan dan kekecewaan yang ia alami, serta pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam dirinya tentang arti cinta dan kehidupan. Karakter-karakter pendukung seperti teman-teman sarwono, dan anggota keluarganya juga memberikan warna tersendiri dalam cerita. Selain itu, novel ini juga memuat latar sosial budaya yang kuat dari setiap tokohnya. Jika dilihat dari sudut budaya dan sosial, novel ini mencerminkan budaya dari masyarakat Indonesia. Dimana penulis menghadirkan nilai-nilai tradisional, seperti rasa hormat terhadap keluarga, serta norma-norma sosial yang mempengaruhi perilaku dan hubungan antar karakter.

Penggambaran tema cinta menjadikan narasi romantis dalam novel ini, bahasa yang digunakan oleh penulis mengekspresikan perasaan-perasaan yang intens dan emosional sehingga menjadikan novel ini lebih hidup. Terlihat pada setiap adegan percakapan Sarwono bersama Pinkan, keduanya saling mengungkapkan bahasa cinta satu sama lain meskipun tidak terlihat secara langsung atau terang-terangan. Dari segi fisiknya seperti cover, novel ini memberikan nuansa klasik dan estetik dengan tulisan yang diberi efek luntur seperti terkena air hujan. Sapardi Djoko Damono mengemas novel ini dengan bahasa yang sangat khas dan mengundang perasaan. Ia menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, sehingga menghasilkan kalimat-kalimat yang mengena dan mudah diingat. Novel ini juga memiliki irama yang menarik, dengan beberapa bagian yang diungkapkan dalam bentuk puisi yang menjadikannya unik dan memikat perhatian pembaca. Terlihat pada penggalan bab kedua halaman 93 dan 94 dimana pingkan sedang membacakan sajak klasik untuk sarwono. Terlepas dari keunikannya, novel ini sebenarnya memiliki alur yang panjang dan lambat karena penulis memfokuskan pada pengembangan karakter dan keindahan bahasa, sehingga beberapa adegan terasa panjang. Bagi sebagian pembaca mungkin mengharapkan alur cerita yang lebih cepat, oleh sebab itu, alur yang panjang menjadi salah satu kekurangan dalam novel ini. Kekurangan lain ialah dari ending cerita yang masih menggantung karena akan dilanjutkan dengan novel lain berjudul "Pinkan Melipat Jarak". Cerita berhenti dimana diceritakan ketika Sarwono jatuh sakit dan Pinkan datang ke Rumah Sakit namun tidak menemui Sarwono karena ia koma. Meskipun demikian novel ini tetap populer dan mendapatkan banyak penghargaan ketika pertama kali diterbitkan.

Novel "Hujan Bulan Juni" sebenarnya terinspirasi dari puisi berjudul sama yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono. Motif dari judul ini menjadi elemen kunci dalam novel yang memiliki makna melambangkan perasaan rindu dan penantian menunggu kekasih dari tokoh utama yaitu Sarwono. Hujan Bulan Juni menciptakan latar belakang kuat bagi perasaan cinta yang rumit dalam cerita. Secara keseluruhan, novel " Hujan Bulan Juni" adalah karya sastra yang menggambarkan dengan indah dan puitis perjalanan cinta seorang pria. Sapardi Djoko Damono berhasil menciptakan karya yang menggugah emosi melalui novel ini. Demikian ulasan singkat tentang novel berjudul "Hujan Bulan Juni" semoga dapat memberikan manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun