Yang saya tidak tahu, entah guide nya cuma ada 1, atau kita harus meminta untuk didampingi guide . Tapi karena malu bertanya, yaa sudah kami jalan aja, dan akhirnya emaknya pun yang jadi guide dadakan, dengan membaca berbagai keterangan serta pengetahuan seadanya. Melayani si bocah kecil yang hobi bertanya .
Ruangan pertama ada patung pengantin Loro Blonyo, dan banyak uang receh disekitarnya (disediakan 2 buah baskom dan terisi banyak receh). Entah apa maksudnya, tapi mungkin itu sejenis tempat untuk menaruh "wish" agar hubungan dengan pasangan langgeng yaa. Itu sih, yang saya kira .
Lanjut masuk ke dalam, ruangan demi ruangan ada namanya, tertera info batasan jumlah pengunjung yang diperbolehkan. Perkembangan kebudayaan, tradisi, kesenian, peradaban dari masa manusia purba, kerajaan-kerajaan dan terus maju ke depan.
Tiba di ruangan wayang yang cukup menarik perhatian karena ada pertunjukan animasi wayang dengan proyektor, namun animasinya bisa melompat kesana kemarin, ke atas maupun ke lantai, menarik juga .
Dan ternyata, ada Bali di Sonobudoyo, ada bangunan yang sejenis pura di Bali, yang terletak halaman samping dalam. Awalnya agak bingung, lewat mana pintu koneksinya, ternyata pintu kaca berwarna putih susu, dengan gambar barong adalah pintu otomatis juga, dan taraaa...
Sampailah di "Bali"
Yang baru adalah gedung besar yang direncanakan untuk pameran juga (kata pak penjaga), tapi belum diresmikan dan belum ada isinya. Pintu masuknya ada di barat BNI. Tapi terkoneksi juga dengan gedung Museum yang utama.
Nah, itu beberapa cerita dari saya dan keluarga, semoga cukup membantu buat kamu yang lagi bingung pengen wisata kemana? Bisa coba berkunjung ke museum. Misalnya saja ke Museum Sonobudoyo ini. Worth to try untuk menjadi sebuah pengalaman yang berharga ❤️ .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H