Mohon tunggu...
Margareta Apcarinia
Margareta Apcarinia Mohon Tunggu... Lainnya - Perfectly imperfect but perfectly me

Share goodness. Share good thing. Share experience. Share journey. Just want to share what on my mind. 😊

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenali serta Mencegah Anemia Defisiensi Besi Melalui Pemenuhan Nutrisi

24 Februari 2021   00:44 Diperbarui: 24 Februari 2021   00:59 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak mudah rewel, terlihat pucat, kurang nafsu makan, lesu, lemas, tidak fokus, mudah sakit, berat badan susah naik? Mengalami tumbuh kembang yang terlambat, tidak seperti anak pada usianya? Bisa jadi itu merupakan tanda ADB.

Mari kita mengenali ADB.

Apa itu ADB? ADB yang merupakan singkatan dari Anemia Defisiensi Besi merupakan suatu kondisi dimana tubuh tidak mendapatkan cukup asupan nutrisi mikro berupa zat besi yang sesuai dengan kebutuhan hariannya.

Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja,  baik itu bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa ataupun lansia. Anak merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap resiko anemia.

Seperti yang dilansir pada situs antara.com, bahwa menurut Riskesdas 2013, pada anak, kelompok usia 12-24 bulan menjadi yang terbanyak mengalami anemia dengan presentase 36,1 persen diikuti kelompok usia 25-36 bulan (28,4 persen), usia 49-60 bulan (19,2 persen) dan umur 37-48 bulan sebanyak 16.3 persen.

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat kerentanan anemia pada kelompok anak paling tinggi adalah pada usia 1-2 tahun, diikuti usia 2-3tahun. Sedangkan usia tersebut adalah puncak dari masa keemasan anak. Karena itu, kita perlu lebih memperhatikan nutrisi bagi tumbuh kembangnya.

Sebetulnya apa itu zat besi, apa pentingnya bagi tubuh serta apa dampak apabila kebutuhan zat besi tidak tercukupi?

Zat besi sendiri merupakan jenis mikronutrien penting yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin, yaitu protein yang berada di dalam sel darah merah. Protein ini membuat darah berwarna merah. 

Salah satu fungsi penting dari hemoglobin adalah mengikat oksigen dari paru-paru dan membawanya ke seluruh jaringan tubuh, otak serta organ lainnya. Karena itu, apabila kebutuhan zat besi tidak terpenuhi, maka kadar hemoglobin juga menjadi rendah. Hal ini akan berdampak pada pasokan oksigen bagi organ dan jaringan dalam tubuh.  Sehingga menyebabkan penurunan kinerja organ serta jaringan di dalam tubuh.

Kebutuhan zat besi pada setiap individu dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas dan juga kondisi kesehatan seseorang. Bayi dan anak-anak membutuhkan zat besi lebih banyak daripada orang dewasa untuk tumbuh kembangnya. Kebutuhan zat besi pada bayi dan anak, meningkat seiring dengan pertambahan usianya.

Ciri-ciri dari Anemia Defisiensi Besi (ADB) di antaranya adalah pertumbuhan yang terhambat, sulit konsentrasi, lemas dan juga daya tahan tubuh yang rendah. Sedangkan, dampak dari ADB adalah menurunnya fungsi kerja otak, otot, sistem syaraf dan juga organ lainnya. Yang salah satunya dapat pula menyebabkan penurunan kemampuan berpikir otak (IQ) anak. Efeknya bisa saja terjadi dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang. Bahkan bisa menurun ke generasi berikutnya lho moms.

Tapi, tidak perlu terlalu khawatir ya moms. Sebetulnya kebutuhan zat besi harian dapat kita cukupi melalui asupan makanan sehari-hari. Kita dan anak Indonesia dapat terbebas dari anemia dapat dimulai dengan cara memenuhi kebutuhan zat besi mulai sejak ibu hamil (sejak anak dalam kandungan). 

Untuk memenuhi kebutuhan zat besi, yang paling utama adalah dengan memperhatikan nutrisi dalam asupan yang dikonsumsi. Bagi bayi di bawah 6 bulan, kebutuhan zat besinya dapat dipenuhi dengan pemberian ASI yang cukup.

Barulah pada usia 6 bulan ke atas, kita mulai memperhatikan makanan pendampingnya dengan menu yang mengandung zat besi. Daging merah, ayam, hati, ikan, udang, kuning telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, biji-bijian adalah beberapa jenis makanan yang kaya akan zat besi. 

Selain ASI dan makanan pendamping, untuk anak yang berusia di atas 1 tahun, kita juga dapat pula menambahkan susu pertumbuhan yang telah difortifikasi sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak. 

Jangan lupa, bahwa kita juga perlu memperhatikan asupan penting lainnya, seperti vitamin C. Vitamin C yang terdapat dalam buah dan sayur dapat membantu dalam proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Vitamin B6, B12, asam folat, zink dan kuprum juga penting dalam membantu proses pengaktifan fungsi zat besi dalam tubuh.

Wah, ternyata nutrisi juga saling melengkapi ya moms. Jadi, sangatlah penting untuk menjaga asupan gizi berimbang bagi masa depan generasi kita yaa moms. Bersama, kita bisa menjadikan generasi Indonesia yang sehat dan kuat, serta bebas anemia.

Dalam rangka Hari Gizi Nasional, Danone bersama Indonesian Nutrition Association turut mengkampanyekan pentingnya memperhatikan asupan gizi yg tepat dan berimbang. Salah satunya dengan mengadakan kompetisi penulisan artikel dengan tema "Putuskan Mata Rantai Anemia, Hadirkan Indonesia Sehat dan Kuat". Melalui partisipasi masyarakat, diharapkan bangsa Indonesia semakin sadar akan pentingnya memenuhi kebutuhan gizi harian dengan memperhatikan nutrisi yang tepat dan berimbang.

Yuk, terus dukung tumbuh kembang generasi bangsa melalui asupan nutrisi yang tepat dan berimbang agar anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, ceria dan bebas Anemia!

#HariGiziNasionalNUB
@nutrisibangsa
@nutri_indonesia

Referensi:
Ig : Nutrisibangsa
Webbinar : Nutrisibangsa
Klikdokter.com
Alodokter.com
Halodoc.com
Antara.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun