Mohon tunggu...
Marganda H. Hutagalung
Marganda H. Hutagalung Mohon Tunggu... Konsultan - Managing Partner di DARE Law Alliance

Seorang advokat dengan spesialisasi sengketa bisnis. E-mail ganda@darelaw.co.id untuk berkonsultasi atau kunjungi www.darelaw.co.id untuk mengenal lebih lanjut.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bijaksana dalam Menggunakan Partai Politik

30 Juli 2016   09:48 Diperbarui: 30 Juli 2016   16:24 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi kekesalan sebagian masyarakat karena Ahok memilih maju lewat jalur partai politik (sumber gambar: kolomgadget.com)

Perumpamaan Ahok bahwa dirinya akan menjadi “CEO” Jakarta ada benarnya, tetapi lebih rumit dari kelihatannya. Ia akan dihadapkan kepada dua pemegang saham berbeda yang seringkali bertengkar. Di satu sisi ada partai politik pengusung yang peranannya tidak tergantikan dalam mengantarkan Ahok sebagai calon gubernur. Di sisi lain ada rakyat Jakarta yang memilih Ahok sebagai gubernur. Di sini Ahok perlu menegaskan siapa pemegang saham mayoritas atau pihak mana yang kepentingannya akan lebih berpengaruh.

Sisi Kelam

Sekarang seharusnya Ahok sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan dari partai politik. Ia sudah bisa fokus mempersiapkan substansi kampanye sembari terus mengerjakan tugasnya sebagai gubernur petahana.

Namun yang terjadi malah sebaliknya. Ia malah masih giat melobi partai politik lain untuk mendapatkan dukungan. Sulit untuk menjelaskan fenomena ini, kecuali bila kita berprasangka buruk.

Mungkin belum cukup bagi Ahok untuk sekedar dicalonkan dalam pemilihan gubernur. Mungkin ia merasa masih harus mengamankan peluangya dengan menutup kesempatan bagi pesaingnya.

Bila dugaan ini benar, maka masyarakat patut berharap agar upaya Ahok gagal. Tentunya kita mendambakan pemilihan kepala daerah yang penuh dengan kampanye negatif dan debat mengenai visi-misi para calon. Siapapun gubernur terpilih nanti, kita ingin ia merupakan produk dari proses seleksi yang ketat dan mendebarkan. Kita butuh tersedianya banyak calon agar persaingan yang indah ini bisa terwujud.

Negarawan yang ideal seharusnya tidak menjauhi persaingan. Negarawan yang ideal seharusnya fokus untuk bersaing, bukannya menggunakan partai politik untuk menghalangi pesaingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun