Buku ini bisa memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang yang membacanya. Bagi yang suka menulis esai, buku ini bisa dijadikan referensi. Para penikmat cerpen juga tak akan kesulitan mengapresiasi kompilasi cerita-cerita tentang tokoh bersejarah yang disajikan.
Namun, lebih dari semuanya itu, buku ini memiliki pesan tersirat (yang bahkan mungkin tidak diperkirakan penulisnya sendiri pada awalnya)―bahwa kita dan masalah-masalah kita itu sebenarnya kecil sekali. Seringkali pada saat pikiran sedang dihantui masalah, kita merasa masalah kita unik dan khawatir bahwa (jangan-jangan) hidup kita tidak normal. Padahal, semuanya normal. Kita tidak sendirian dan kemungkinan masalah-masalah tersebut tidaklah unik. Kalau kita kerap dikritisi karena memiliki pendapat eksentrik, Galileo Galilei pernah berada di tempat kita. Kalau kita sering menderita karena dorongan perfeksionis membuat pengerjaan sebuah proyek menjadi berlarut-larut, Da Vinci pernah mengalaminya. Sejarah memahami kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H