Kasus diskriminasi karena golongan senioritas pun masih sering kita jumpai. Tidak hanya di sekolah tapi juga di perusahaan atau instansi pemerintah. Meskipun kita adalah negara Pancasila, tetapi pada kenyataannya masih tidak bisa menjiwai roh dari Pancasila itu sendiri yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Seharusnya kita bangga ber-Bhineka Tunggal Ika. Karena itulah kekayaan dan kekuatan negara kita. Dan sama-sama membangun bangsa ini menjadi besar dan benar-benar merdeka. Bukan justru memenjarakan diri dalam kotak-kotak berlabel agama, suku, ras, status sosial dan golongan kelompok tertentu.
Ibarat sebuah lukisan, apa indahnya jika warnanya hanya hitam semua? Atau sebuah lagu jika notasinya bernada Do semua lalu dimana harmoni yang indah didengar? Namun ketika sang maestro memainkan warna dan nada, maka tercipta sebuah keindahan yang disebut karya seni.
Begitu juga manusia diciptakan Allah sebagai pribadi yang berbeda dan unik. Dunia ini pun diciptakan dengan berbagai bahasa dan budaya. Begitu pula agama, jika Allah berkehendak menurut Anda semua, mungkinkah sejak semesta diciptakan dari zaman nabi Adam dan Hawa hanya ada 1 agama dan 1 kitab suci saja ? Dan tidak ada nabi-nabi lain sesudahnya ? Pengetahuan saya terbatas, tetapi ini hanya pendapat saya bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah yang tidak terbatas.Â
Jika Allah Yang Maha Esa saja menciptakan kita dengan keberagaman suku, agama, ras, golongan dan bahasa. Kenapa kita manusia yang bahkan tidak berhak atas nafasnya sendiri berlaku diskrimintaif terhadap sesamanya?Â
Kalau kita mau melihat dengan hati yang jernih, sesungguhnya berbeda itu sangat indah. Kenapa kita tidak belajar mengagumi dan menghargai perbedaan itu sebagai Maha Karya Pencipta yang harus dipelihara dan dilestarikan? Salam.
sumber gambar: singulart.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H