Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jika Berbeda Warna Itu Indah, Kenapa Harus Sama?

4 Juni 2020   05:55 Diperbarui: 4 Juni 2020   06:36 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi adalah lukisan abstrak yang berjudul "False Start". Karya Jasper Johns pelukis kelahiran 1930 asal Amerika Serikat 

Kasus diskriminasi karena golongan senioritas pun masih sering kita jumpai. Tidak hanya di sekolah tapi juga di perusahaan atau instansi pemerintah. Meskipun kita adalah negara Pancasila, tetapi pada kenyataannya masih tidak bisa menjiwai roh dari Pancasila itu sendiri yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Seharusnya kita bangga ber-Bhineka Tunggal Ika. Karena itulah kekayaan dan kekuatan negara kita. Dan sama-sama membangun bangsa ini menjadi besar dan benar-benar merdeka. Bukan justru memenjarakan diri dalam kotak-kotak berlabel agama, suku, ras, status sosial dan golongan kelompok tertentu.

Ibarat sebuah lukisan, apa indahnya jika warnanya hanya hitam semua? Atau sebuah lagu jika notasinya bernada Do semua lalu dimana harmoni yang indah didengar? Namun ketika sang maestro memainkan warna dan nada, maka tercipta sebuah keindahan yang disebut karya seni.

Begitu juga manusia diciptakan Allah sebagai pribadi yang berbeda dan unik. Dunia ini pun diciptakan dengan berbagai bahasa dan budaya. Begitu pula agama, jika Allah berkehendak menurut Anda semua, mungkinkah sejak semesta diciptakan dari zaman nabi Adam dan Hawa hanya ada 1 agama dan 1 kitab suci saja ? Dan tidak ada nabi-nabi lain sesudahnya ? Pengetahuan saya terbatas, tetapi ini hanya pendapat saya bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah yang tidak terbatas. 

Jika Allah Yang Maha Esa saja menciptakan kita dengan keberagaman suku, agama, ras, golongan dan bahasa. Kenapa kita manusia yang bahkan tidak berhak atas nafasnya sendiri berlaku diskrimintaif terhadap sesamanya? 

Kalau kita mau melihat dengan hati yang jernih, sesungguhnya berbeda itu sangat indah. Kenapa kita tidak belajar mengagumi dan menghargai perbedaan itu sebagai Maha Karya Pencipta yang harus dipelihara dan dilestarikan? Salam.

sumber gambar: singulart.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun