Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama Roh Kudus Kita Bisa dan Tetap Berbuah

1 Juni 2020   05:37 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:51 2897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: gstatic.com

Pentakosta Hari Diturunkannya Roh Kudus

Hari Minggu,31 Mei 2020 lalu umat Nasrani telah memperingati perayaan Hari Raya Pentakosta. 

Pada konteks Perjanjian Lama Pentakosta disebut juga sebagai Hari Raya 7 Minggu. Hari ke-50 setelah Paskah. Dimana umat Israel saat itu mengucap syukur atas selesainya panen gandum ( Ulangan 16 : 9-10). Pentakosta juga diperingati sebagai hari turunnya Hukum Taurat.

Dalam konteks Perjanjian Baru hari Pentakosta berubah makna. Saat itu tepat pada hari Pentakosta. Para Rasul sedang berkumpul bersehati dan berdoa menantikan Roh Penolong yang dijanjikan Tuhan Yesus sebelum terangkat ke Sorga. Dan tiba-tiba turunlah dari langit bunyi tiupan angin yang keras. Disertai lidah-lidah api yang hinggap pada setiap Rasul yang berkumpul saat itu ( Kisah Para Rasul 2 : 1-13)

Dan sampai kini kami orang Nasrani memperingati Pentakosta sebagai hari diturunkannya Roh Kudus. Sebagai penggenapan janji dan wujud penyertaan Allah sendiri dalam kehidupan umat manusia.  

Roh Kudus adalah Roh Penolong Dalam Kesesakan

Manusia adalah makhluk yang sangat terbatas dan penuh dengan kelemahan. Kita buta tentang situasi dalam hidup ini, yang semua serba tidak pasti. Kita tidak pernah tahu semenit kemudian apa yang akan terjadi pada diri kita.

Terutama dalam masa pandemi saat ini. Kita sedang diliputi rasa khawatir dan takut. Kita takut tertular dan mati karena virus ini. Kita takut kelaparan karena ekonomi semakin sulit dan menghimpit. Kita cemas tentang waktu, kapankah wabah ini akan berlalu. Sanggupkah kita bertahan jika terus-menerus seperti ini ? Kapan keadaan ini dapat pulih kembali ?

Sama seperti situasi para Rasul saat itu, mereka juga diliputi rasa khawatir. Krisis karena ketiadaan Tuhan Yesus yang selama ini ada di antara mereka. Sosok Guru, Pemimpin dan Pelindung mereka telah kembali ke Sorga. Mereka pun berharap akan adanya seorang Penolong bagi mereka.  Roh Kudus yang dijanjikan Allah untuk menyertai mereka dalam mengemban Amanat Agung ke seluruh penjuru bumi.

Mari Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus

Dalam situasi krisis dan dalam transisi menuju new normal, ada banyak keresahan terjadi di sekitar kita. Dan semakin kita membicarakan isu-isu tersebut semakin gelisah dan lemahlah kita. Tetapi kita orang percaya telah menerima Roh Kudus yang telah dicurahkan, sama seperti para Rasul saat itu. 

" Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah tinggal di dalam kamu."(Roma 8 : 9)

Daging kita memang lemah tetapi Roh Kudus dalam diri kita lebih kuat. Karena itu dengan perayaan Pentakosta kali ini, mari kita hidupi kembali Roh Allah dalam diri kita. Dengan pujian dan penyembahan kita kepada Allah. Dan ijinkan Roh Kudus yang memimpin kehidupan kita.

Yakin bahwa semua pasti ada kesudahannya. Demikian juga pandemi dan segala kesulitan saat ini. Tetap percaya dan tenang sebab kita tidak sendiri. Allah sudah curahkan Roh Penolong untuk menyertai kita dalam segala musim kehidupan. 

Meskipun saat ini secara manusia kita tidak dapat melihat solusi untuk keadaan yang terjadi. Meskipun yang kita alami adalah kesusahan demi kesusahan setiap hari. Tapi Allah kita tetap bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap umat yang percaya padaNYA. 

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." ( 1 Petrus 4 : 7 )

Semoga kita dapat menguasai diri, supaya pada masa transisi dari PSBB ke New Normal ini kita tidak jadi sembrono. Namun tetap tenang dan berdoa. Menjalani gaya hidup yang baru dengan bijaksana dipimpin oleh Roh. 

Tidak bersungut-sungut dengan aturan yang ada. Tetap mematuhi protokol yang ditetapkan. Serta tetap berbuah dalam Roh Kudus yang sudah dikaruniakan pada kita dan menjadi berkat dalam kesesakan.

" Tetapi buah Roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri." (Galatia 5 : 22 )

Tetap saling melayani dalam kasih dan kepedulian terhadap bersama. Semoga pandemi Covid-19 ini membawa kita semakin melekat pada Tuhan. Dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan bijak dalam berperilaku. Hidup bersahaja, menjaga kebersihan hati dan tubuh kita. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun