Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menunggu dan Tetap Survive dalam Ketidakpastian di Masa Sulit Covid-19

19 April 2020   00:20 Diperbarui: 19 April 2020   00:28 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari okezone.com

Saya sendiri pun harus menutup warung kecil saya, dan beralih berjualan secara online dari rumah, dan saya bersyukur masih ada orang-orang yang mau membeli masakan saya secara online. Setidaknya keluarga saya tetap bisa bertahan di tengah-tengah situasi ini.   

Belum lagi kecemasan saya tentang nasib anak sulung saya yang akan lulus tahun ini, kami bukan keluarga kaya, saya hanya single mom dan untuk membiayai kelanjutan pendidikan anak saya di universitas masih belum bisa dilakukan, tapi kami juga belum tahu apakah setelah lulus anak saya bisa mudah mencari pekerjaan atau tidak. 

Karena wabah pandemi ini, tingkat penggangguran di negri kami semakin meningkat karena ada banyak karyawan yang terpaksa di PHK, dan anak-anak yang fresh graduate yang butuh lapangan kerja juga banyak, persaingan tentu semakin berat nantinya, sementara banyak perusahaan sedang terpuruk juga saat ini. Memang ada upaya pemerintah memberi peluang melalui program kartu pra kerja tapi itupun kemungkinannya kecil, dari jutaan orang yang mendaftar hanya diloloskan 200 orang saja dan diprioritaskan untuk mereka yang baru terkena PHK saja.

Mungkin keresahan saya ini dirasakan banyak orang lain juga saat ini. Ditambah lagi dampak dari kebijakan asimilasi para napi baru-baru ini, menambah daftar kecemasan dan ketakutan kami, bagaimana tidak takut, jika disekitar saya tinggal saat ini tindak kriminalitas meningkat, ada banyak dilaporkan kasus curanmor dalam waktu 1 minggu ada 4 kasus curanmor yang terjadi di kecamatan saya tinggal, belum lagi kasus penjambretan, dan mereka para pelaku kriminal tidak segan-segan melakukannya di waktu siang bolong. 

Kami sudah khawatir terpapar virus Covid19, juga khawatir tentang kelangsungan hidup sehari-hari, masih harus khawatir juga dengan keselamatan jiwa kami yang jadi incaran pelaku kriminal.

Menunggu saja tanpa berbuat sesuatu, hanya berdiam diri saja di rumah juga bukanlah pilihan yang bisa kami lakukan dengan mudah meski kami pun merasa takut dan khawatir saat berada diluar rumah. Yang bisa dilakukan orang-orang seperti saya adalah tetap berupaya bertahan, sambil berdoa supaya kami bisa survive dan selamat dari serangan virus Covid19 dan ancaman kejahatan diluar sana. 

Karena meski warung saya tetap bisa dijalankan dari rumah sebagai servis pada pelanggan saya menawarkan untuk delivery sendiri, tidak menggunakan jasa ojol karena mereka merasa berat di ongkos kirimnya jika menggunakan ojol. 

Akhirnya saya tetap keluar dari rumah supaya kami tetap survive. Sambil tetap menunggu dan berharap semua kesulitan ini segera berlalu, dan berdoa supaya para pemimpin kami bisa memikirkan dan memutuskan solusi terbaik untuk negri kami ini. Tetap optimis dan berharap yang terbaik, dan sabar menunggu pertolongan Tuhan pada waktu yang tepat untuk kita semua.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun