Mohon tunggu...
Maratul Maghfiroh
Maratul Maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi penyiaran Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya. progres on content writer yang berhubungan dengan human interest dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mahasiswa Harus Belajar Hidup Santai ala Stoikisme

1 Juli 2023   15:34 Diperbarui: 1 Juli 2023   15:40 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: ilustrasi/universalprofit.com

Pernahkah kamu mengalami stress, bingung tanpa sebab, depresi, dan hal buruk yang ada di pikiran kalian? Manusia memang tidak bisa jauh dari namanya berlebihan dalam berpikir atau yang lebih dikenal dengan overthingking. Setiap manusia pasti mengalami overthingking terlebih lagi Mahasiswa.

Menjadi mahasiswa adalah pilihan setiap pelajar setelah menghabiskan masa sekolah. Mahasiswa memang dituntut untuk dihadapkan dengan berbagai macam tugas dan dihantui dengan deadline, terlebih lagi mahasiswa tingkat akhir yang pasti lebih rentan overthingking.

Setiap manusia memiliki pemikiran dan olah pikiran yang berbeda-beda, jika demikian, inilah saatnya overthinker terlebih lagi mahasiswa, sekarang waktunya belajar mengenai filsafat stoicism atau bisa disebut dengan stoikisme.

Apasih stoikisme itu?

Stoikisme adalah aliran filsafat Yunani kuno yang dikenalkan oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM, yang didirikan di kota Athena. Meskipun stokisme adalah ajaran yang diajarkan di masa sebelum masehi, tetapi stoikisme tetap dibutuhkan manusia di era modern. Terlebih lagi manusia di era modern sangat dinamis dan lebih heterogen.

Dalam aliran filasat ini, manusia dilatih untuk mengontrol reaksi yang diterima oleh pemikiran kita terhadap menghadapi segala sesuatu, terlebih lagi hal-hal yang membuat kita overthingking hingga bisa mengalami overwhelm hingga depresi. Aliran ini akan mencakup dalam menerima dan menanggapi keadaan yang tidak bisa kita ubah, mengubah keadaan yang bisa kita ubah, dan kebijaksanaan dalam mengetahui dan mengendalikan perbedaan keduanya.

Pada dasarnya manusia hidup berdasarkan apa yang dipikirkan terhadap apa yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan apa yang diajarkan oleh stoikisme, yaitu membantu mengendalikan emosi negatif yang dapat membawanya menjadi rasa bersyukur untuk semua yang kita miliki dan alami sekarang.

Bagaimana penerapan hidup stoikisme?

"It's not what happens to you, but how you react to it that matters"-- Epictetus.

Dalam kutipan Epictetus untuk  menerapkan hidup ala stoikisme adalah cara mengkontrol hal yang terjadi bukan menyalahkan apa yang terjadi. Sebagai manusia ada hal-hal yang memang atas kendali diri sendiri, seperti menentukan jadwal harian pribadi, menentukan pola hidup, dan jalan hidup seperti apa yang dijalani. Tetapi, ada beberapa hal yang bukan dibawah kendali kita, seperti menghadapi dosen yang sering hilang tanpa kabar saat jam kuliah, memaksa teman untuk sekelompok, mengatur emosional orang lain.

Menjadi mahasiswa harus terbiasa dalam mengadapi manusia lain, karena sifat manusia itu dinamis hyaitu berubah-ubah . Terlebih lagi dalam menanggapi hal-hal yang terjadi didalam organisasi, tugas kelompok, maupun dosen.

Cara menerapkan hidup ala stoikisme bisa dicoba dengan melatih untuk mengkontrol diri sendiri, seperti :

  • Tidak berekspetasi yang berlebihan kepada orang lain, maksudnya tidak berharap sesuai ekspetasi kita tapi juga harus mempersiapkan skenario buruk, agar tidak merasa kecewa berlebihan.
  • Melatih diri untuk membuat jarak emosi (detachment) yang sehat dengan hal disekitar yaitu  berpikir bahwa semua hal tidak abadi atau bisa hilang tanpa sebab. Tak terkecuali benda yang disayang, orang yang dicintai, jabatan. Karena hal duniawi sifatnya sementara.
  • Melatih diri untuk menghargai segala usaha yang telah dijalani kepada diri sendiri, menjauhi hal yang merugikan terhadap diri sendiri seperti menjauhi toxic environment.
  • Selalu bersyukur terhadap hal-hal kecil maupun besar yang ada disekitar dan tidak menyia-nyiakannya.

 Alasan mahasiswa harus memulai hidup ala stoikisme 

  • Emosi menjadi lebih stabil
  • Mengurasi rasa stress dan overwhelm
  • Membuat hidup menjadi lebih teratur
  • Mudah bergaul dan bisa memilah pertemanan yang baik
  • Mudah bersyukur dan tidak mudah mengeluh
  • Menjadi pribadi yang disiplin dan tidak berkegantungan dengan oranglain
  • Percaya diri dan optimis
  • Menjaid pribadi yang lebih bijaksana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun