Disusun oleh :
Maretha Lutfi Anjani
Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
Dosen pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.,
Dosen Fakultas Hukum, Universitas Sultan Agung, Semarang
Mental health atau dalam bahasa Indonesianya yaitu kesehatan mental merupakan permasalahan yang sering dibicarakan oleh masyarakat dunia termasuk Indonesia. Mental health di mata masyarakat Indonesia mengarah pada kondisi kejiwaan seseorang dalam merespon segala sesuatu termasuk permasalahan- permasalahan hidup yang dialami.Â
Berbicara kondisi mental atau kejiwaan masyarakat saat ini juga berkaitan dengan zaman yang serba maju ini. Seiring berjalannya waktu, dunia terus mengalami perubahan yang menunjukkan berbagai bentuk kemajuan- kemajuan berfikir yang berujung pada terciptanya alat atau sistem yang semakin mempermudah kehidupan manusia.
Hadirnya gloablisasi tidak hanya membawa kemudahan bagi manusia melainkan juga membawa seperangkat rasa khawatir dan keresahan bagi manusia atas persaingan dalam berbagai hal utamanya dalam hal dunia kerja. Adanya kemajuan teknologi ini mendorong adanya manusia untuk mempersiapkan dan membenahi diri untuk dapat bersaing.Â
Tentunya tuntutan - tuntutan tersebut tidak mudah untuk dipenuhi oleh setiap manusia. Karena tidak semua manusia merasa siap dalam menyambut adanya kemajuan zaman yang penuh dengan persaingan yang begitu ketat. Kemudian tuntutan - tuntutan tersebut menjadi sebuah momok yang terus menghantui kesehatan mental atau kejiwaan seseorang.
Hal ini juga menyebabkan munculnya kasus - kasus kesehatan mental yang ada di masyarakat termasuk beberapa kasus bunuh diri akibat adanya tekanan mental yang menimpa seseorang karena pengelolaan kejiwaan yang tidak dan belum siap untuk menghadapi permasalahan - permasalahan yang ada.Â
Bahkan saat ini kondisi kejiwaan seseorang menjadi pembicaraan yang semakin dianggap serius dan perlu adanya perhatian khusus untuk segera ditangani dan juga diberikan solusi.Â
Tidak sedikit pula adanya upaya - upaya untuk mengkaji lebih dalam berkaitan dengan masalah - masalah kejiwaan di masa sekarang. Seminar - seminar kejiwaan atau kesehatan mental, pengobatan kejiwaan, dan bahkan layanan prikiatri saat ini dianggap sebagai hal yang wajar terjadi di masyarakat.
Disisi lain kesehatan mental juga dapat dipandang dari sisi agama sebagai jalan tengahnya. Dalam hal ini penulis mengambil salah satu cara pandang agama yang ada di Indonesia sebagai agama mayoritas dalam melihat fenomena kesehatan mental yang perlu untuk dikritisi dan dibahas lebih lanjut yaitu agama Islam. Agama Islam memberikan gambaran yang luas mengenai bagaimana kesehatan mental dan penyakit kesehatan mental itu muncul.
Dalam Islam kesehatan mental diartikan sebagai sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengatasi permasalahan - permasalahan yang dialami dilihat dari aspek - aspek kejiwaan yang dimiliki. Hal ini juga berkaitan dengan penyesuaian diri dengan lingkungan seperti orang lain dan juga lingkungan alam dengan bekal Al - Quran dan as -- Sunnah sebagai bekal dalam menghadapinya.Â
Menurut dokter kejiwaan yaitu Dr. Jalaludin dalam bukunya yang berjudul "Psikologi Agama" menjelaskan bahwasanya kesehatan mental merupakan sebuah kondisi batinyang selalu berada dalam ketenangan, ketenteraman, dan juga rasa aman serta adanya upaya untuk menemukan ketenangan batin melalui rasa pasrah yang disampaikan kepada Tuhan.Â
Penyerahan ini disebut juga dengan resignasi, dimana di dalam agama Islam seseorang menyerahkan hal - hal yang tidak bisa dilaluinya dengan prinsip Al- Wakillu yang artinya Allah maha mewakili hal - hal yang tidak mampu dilakukan oleh manusia.Â
Atau dalam bahasa lain kesehatan mental dalam Islam diartikan sebagai sebuah kemampuan diri untuk dapat mengorganisir dan mengelola kejiwaan melalui penyesuaian diri dengan diri sendiri dan orang lain dengan berpegang teguh pada Al - Qur'an dan as - Sunnah sebagai pedomannya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam Islam, agama dianggap sebagai sebuah jalan terapis yang dapat menstabilkan kondisi kejiwaan seseorang. Hal ini sudah sangat jelas diterangkan dalam ayat - ayat yang ada Q.S. Ar -Ra'ad (13:28) yang menyebutkan "Orang- orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah - lah hati kalian menjadi tenteram". Berdasarkan hal tersebut, Islam menyampaikan bahwasanya jika seorang umat Islam yang tidak mengingat Tuhannya maka kehidupannya akan jauh dari gairah dan terasa hampa tanpa adanya harapan - harapan dan nilai - nilai positif yang menyertai langkahnya. Menjauhkan diri dari Allah adalah sama dengan mengosongkan diri dari nilai imani.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental diantaranya yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah. Kekuatan batin yang diperoleh dengan mendekatkan diri kepada  Allah akan mendorong seorang muslim untuk terus berada pada lingkaran positif dalam menghadapi permasalahan yang ada.Â
Ibadah yang dapat dilakukan seorang muslim yaitu sesuai dengan rukun Islam, yang diantaranya yaitu membaca kalimat syahadat yang tidak hanya sebagai syarat untuk masuk Islam melainkan juga sebagai pengingat bahwasanya ada zat yang maha besar yang mampu menolong setiap umatnya dari kesusahan.Â
Selain itu seorang muslim juga diwajibkan untuk menjalankan shalat dan dzikir, zakat, berpuasa, dan juga melakukan ibadah haji. Kelima langkah tersebut menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh seorang muslim dan dianjurkan oleh Islam dalam mengupayakan adanya kesehatan mental bagi seorang muslim namun tidak menutup adanya ibadah- ibadah lain yang bisa dilakukan.
Maka dari itu seorang muslim hendaknya selalu mendekatkan diri kepada Allah guna menjaga dan memastikan dirinya terhindar dari permasalahan - permasalahan pada kesehatan mental yang dimilikinya. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, seorang muslim akan mendapatkan ketenteraman hati dan kekuatan jiwa dalam menghadapi permasalahan di hadapannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H