Mohon tunggu...
Maretania Arafa
Maretania Arafa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Always happy

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Konsumsi Obat Diet, yang Herbal Belum Tentu Aman

26 Desember 2019   21:46 Diperbarui: 14 April 2021   11:43 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsumsi obat diet merupakan pilihan yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. | pexels

Jaman sekarang urusan mengenai berat badan merupakan salah satu hal sensitif yang sering disoroti masyarakat. Badan yang gemuk akan di-complain orang lain, tetapi badan yang kurus juga akan tetap di-complain orang lain.

Karena kebiasaan tersebut, masyarakat sangat mendambakan tubuh ideal, langsing, dan sehat. Masyarakat saling berlomba untuk mendapatkan tubuh ideal dengan cara olah raga, nge-gym, mengurangi konsumsi makanan berkalori tinggi, sampai dengan konsumsi obat diet.

Konsumsi obat diet merupakan pilihan yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. Mengapa? Karena prosesnya cepat, tidak perlu capek-capek olahraga, dan yang pastinya obat diet mudah didapatkan dimanapun. Mencari penjual obat diet kini sangat mudah ditemukan, salah satu yang paling marak adalah melalui online shop.

Situs seperti Instagram dan Facebook merupakan salah satu tempat para penjual obat-obat diet tersebut. Siapa saja bisa berjualan di situs tersebut.

Salah satu cara yang dilakukan penjual untuk menarik pembeli adalah dengan menyajikan testimoni dari customer lain yang berhasil kurus karena mengonsumsi obat diet yang dijualnya. Hal tersebut sangat mudah membuat orang lain yakin untuk membeli produk obat diet tanpa mempertimbangkan keamanan dan efek samping yang akan ditimbulkan.

Padahal kebutuhan tiap individu itu berbeda, jika obat diet tersebut cocok dikonsumsi seseorang, belum tentu juga akan cocok untuk dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Sebaiknya kita harus meneliti komposisi obat dan latar belakang tokoh yang meracik obat diet tersebut.

Selain hasil penurunan badan yang cepat, konsumsi obat diet memiliki dampak negatif yang akan ditimbulkan. Terlalu banyak konsumsi obat diet juga dapat mengganggu kinerja organ pencernaan, salah satu efek sampingnya yakni mual, diare dan bahkan kram perut.

Seperti yang telah dikatakan Yasavati Kurnia seorang Dosen Farmakologi FK Ukrida yang dikutip dari Jurnal Kedokteran Meditek bahwa obat-obat antiobesitas yang dulu dipergunakan untuk menurunkan berat badan, ternyata banyak menyebabkan efek samping yang berbahaya seperti hipertensi, aritmia, sampai hipertensi pulmonal dan kelainan katup jantung.

Bahkan sediaan obat diet herbal dan food suplement yang diduga dapat menggantikan obat antiobesitas, juga tak lepas dari efek samping dan beberapa diantaranya belum dibuktikan melalui uji klinis yang baik. Itu artinya, obat herbal bukan berarti sudah dipastikan aman sepenuhnya.

Di Indonesia sendiri obat-obat diet sudah banyak ditarik dari peredaran seperti Rimonabant, Fentermin, Amfetamin, Mazindol, Kromium, Dietilpropion, dan lain-lain. Namun, yang ada di pasaran pada saat ini hanya tinggal Orlistat sedang Sibutramin juga sulit ditemukan di pasaran.

Orlistat (Xenical, Alli) merupakan derivat lipstatin sintetik, suatu penghambat lipase alamiah yang dihasilkan oleh Streptomyces toxytricini. Diketahui bahwa lipase memegang peran dalam memfasilitasi pengosongan lambung dan sekresi zat-zat pankreatikobiliari.

Orlistat menginduksi penurunan berat badan denga menurunkan absorpsi lemak dari makanan. Sediaan ini harus diminum bersama makanan yang berlemak untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Efek samping yang sering dikeluhkan ialah faeces yang lunak, nyeri/kolik abdomen, fecal urgency, atau inkontinensia, terutama dalam 1-2 bulan pertama terapi.

Beberapa belum dibuktikan efektivitasnya melalui uji klinis yang baik, namun masih ada yang ditemukan di pasaran, sehingga kita harus pandai-pandai memilih bila ingin menggunakan sediaan herbal atau suplemen ini.

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan masalah kesehatan yang kompleks sehingga pelaksanaanya juga memerlukan berbagai intervensi, bukan hanya bergantung pada obat-obat antiobesitas saja.

Menurut pakar gizi Melinda Manore dari Oregon State University, seperti dikutip dari International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism, satu-satunya cara aman untuk menurunkan berat badan adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup.

Menambahkan serat, kalsium, protein dan minum teh hijau. Tidak hanya dapat mengurangi lemak saja, menerapkan gaya hidup sehat dan olahraga juga memiliki banyak dampak positif untuk organ tubuh lainnya seperti jantung, peredaran darah, ginjal, paru-paru, dan lain-lain.

Referensi:

  1. Kurnia, Yasavati. (2014). Adakah Antiobesitas yang Aman?. Jurnal Kedokteran Meditek. Vol 20 No. 52
  2. Manore, Melinda M. (2012). Dietary Supplements for Improving Body Composition and Reducing Body Weight: Where is the Evidence?. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Vol. 22(2): 139-154

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun