(puisi sederhana yang lahir atas alasan tidak sederhana: sebuah kekecewaan dalam kungkungan kepasrahan)
Api
Api itu engkau
Semakin memerah
Terus menyala tak sudi melemah
Tepat ketika
Aku
memilih
untuk
menjadi
Air
Hidup Lalu Redup
Sesak yang tak berujung
Kian menepi untuk bertarung
Lemah nyala berangsur redup
Hendak temaram tak berniat hidup
Sangka dahulu kini menjadi remah
Sejuk semilir menuai jengah
Sesal
Kecewa
Aku memilih kandas segera
Baiknya mati rasa saja
Gelap Menyergap
Terbit sudah yang lama terbenam
Ketika datang nyatanya tak bersinar
Pergi saja lalu pudar
Cepatlah hilang tak usah pulang
Dalam hitungan singkat ini
Pilihlah pergi
Tak perlu ragu lagi
Kemudian
Aku
Akan
Berjanji
Untuk
Tidak
Lagi
Menanti